JAKARTA - Mantan Sekjen Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Hifni Hasan menyoroti keberangkatan beberapa anggota Komite Eksekutif (KE) KOI ke Olimpiade Rio de Jeneiro 2016 pada saat pelaksanaan pesta olahraga empat tahunan itu segera berakhir dan atlet Indonesia tampil terakhir, Rabu (17/8/2016).

"Pemerintah saja memotong anggaran seluruh kementerian untuk menekan pengeluaran, eh kok malah KE KOI nekad ke Rio de Janeiro," ungkap Hifni kepada GoNews.co.

Sehubungan dengan hal itu, Hifni mempertanyakan tujuan keberangkatan KE KOI tersebut. Pasalnya, mereka tidak mungkin menyaksikan pertandingan final ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir menghadapi pasangan Malaysia, Goh Liu Ying/Chan Peng Song, Rabu (17/8/2016) malam.

"Apa tujuan mereka ke sana? Kalau disebut mau mendukung atlet Indonesia itu tidak mungkin. Penerbangan ke Brasil itu memakan waktu 36 jam. Jadi, mereka yang berangkat Selasa (16/8/2016) malam tidak mungkin bisa menyaksikan pertandingan final ganda campuran apalagi mereka yang berangkat Rabu (17/8/2016) malam," kata Hifni di Jakarta, Selasa (16/8/2016) malam.

"Kalau disebut ada pertemuan IOC. Itu tidak ada. Di Olimpiade itu hanya pelaksanaan pertandingan saja," tambahnya.

Menurut informasi yang diterima, sebanyak enam Komite Eksekutif KOI akan bertolak ke Rio de Jeneiro. Yakni, Raja Parlindungan Pane (Sport Environment), Johanna Sri Ambarwati (Woman Sport), Bambang Rus Effendi (Sport for All), dan Nur Ali (Culture and Education) berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Selasa (16/8/2016) malam.

Kemudian, Indra Gamulya, Syahrir Nawier (Sport and Budgeting) bersama Asisten Deputi Olahraga Prestasi Kemenpora Chandra Bhakti menyusul Rabu (17/8/2016) malam.

Selain menyoroti keberangkatan KE KOI, Hifni juga mengungkapkan anggaran yang dikeluarkan pemerintah sebesar Rp35 miliar tersebut lebih dari cukup untuk mendukung 28 atlet dan 24 offsial.

"Di Olimpiade London 2012 saja, KOI hanya menghabiskan anggaran Rp17 miliar dengan jumlah 22 atlet dan 17 offisial. Jadi, pasokan dana pemerintah Rp35 miliar itu pasti berlebih apalagi biaya hidup di Brasil lebih rendah dibandingkan di London," katanya.

Bukan hanya Hifni, Menpora Imam Nahrawi yang dilansir detik.com juga mempertanyakan rencana perjalanan susulan KE KOI ke Brasil. "Ngapain ke sana? Gak perlu lah. Sudah cukup banyak yang di sana," tukasnya. (***)