MEDAN - Direktur STT Paulus Medan, Pater Chrysostomos P Manalu menilai profesi guru dan rohaniawan saat ini tidak lagi cukup hanya mengandalkan kemampuan akademik saja. "Guru dan rohaniawan harus memiliki kemampuan yang lebih mumpuni dalam membentuk dan mendidik generasi penerus bangsa ini agar memiliki karakter kuat dan berintegritas," tegasnya di sela-sela acara perlombaan yang digelar di halaman kampus, Rabu (17/8/2016).

Diakuinya, Indonesia saat ini, hampir semua kalangan tidak lagi menghargai profesi guru sebagai profesi yang mulia. Guru yang dikenal sebagai pahlawan tanpa tanda jasa  seharusnya memiliki kesamaan dengan pahlawan negara yang gugur di Medan perang. Dimana jasa mereka selalu dikenang dan dihargai.

"Akan tetapi, kondisi yang ada sekarang sudah berbeda. Guru dan dosen telah menjual nilai. Guru dan dosen hanya mengajarkan apa yang ada didalam pikirannya. Oknum guru dan dosen masih ada yang mematok harga untuk nilai mata kuliah. Mau dibawa kemana negeri ini lima sampai sepuluh tahun ke depan," pungkasnya.

Pater CP Manalu menambahkan, momentum HUT RI dengan Indonesia 'Kerja Nyata' diharapkan dapat memacu semangat seluruh elemen masyarakat untuk berkarya dan memberikan kontribusi dalam memajukan negeri ini ke depan.

"STT Paulus yang menghasilkan lulusan tenaga pendidik dan rohaniawan diharapkan ikut berkontribusi dalam mensukseskan program revolusi mental yang disampaikan Presiden RI Joko Widodo," tandasnya.