MEDAN - Kondisi Andri Syafrin, kontributor MNC TV yang merupakan salah satu wartawan yang menjadi korban pemukulan oleh Prajurit TNI AU Lanud Soewondo Medan, Sumatera Utara (SUMUT) berangsur membaik, Rabu (17/08/2016). Saat ini, Syafrin sudah bisa menggerakkan lehernya dengan perlahan-lahan, meskipun kondisinya masih terbaring lemah di tempat tidur Rumah Sakit Royal Prima, Medan.

Syafrin mengatakan, peristiwa pemukulan yang menimpa dirinya pada Senin (15/08/2016) di Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia, Medan, bukan hanya di bagian leher saja, namun kepalanya juga dipukul dengan pentungan yang terbuat dari rotan. Bahkan tanganya pun injak.

"Ketika itu, aku melihat ada bapak-bapak dipukuli oleh prajurit TNI AU di persimpangan Jalan Mawar. Nah, melihat itu aku merekam mereka. Tapi tiba-tiba aja aku dipukul dari belakang. Saat itu kepalaku pukul pakai pentungan rotan, tanganku diinjak-injak," tutur Syafrin, Rabu (17/08/2016).

Selanjutnya, dia mengaku dibawa ke tempat yang agak sepi. Ditempat itulah mulai dari handycam, ID Pers dan dompetnya dirampas. "Aku sempat bilang ke mereka kalo kalian ini seperti begal aja," ujar Syafrin lagi.

‎Setelah aksi pemukulan tersebut, Syafrin mengaku jika pihak TNI AU sempat menjenguknya di rumah sakit. Dalam pertemuan itu, pihak TNI AU meminta maaf dan menyampaikan perihal berdamai.

Namun permintaan damai itu tidak diamini. Pihak Syafrin hanya menerima maaf pihak TNI AU dan poses hukum harus tetap dilanjutkan.‎ Namun, yang sangat disayangkan, menurut Syafrin pihak TNI AU menyatakan bahwa handycam dan kartu ID Card miliknya hilang.

"Rekaman dalam handycam itulah segala aksi kebrutalan mereka (TNI AU) terekam. Enggak mungkin itu hilang. Begitu juga dengan kartu ID Card yang hilang," tandas Syafrin dengan kondisi masih terbaring lemh ditempat tidur.