JAKARTA - Kiprah KORPRI, organisasi tempat bernaungnya para pegawai negeri sipil, yang lama kurang terdengar gaungnya dan terasa geregetnya, terutama dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya, kini menggeliat seiring dengan mulai efektifnya pergerakan kepengurusan baru.

Terobosan yang kini tengah digodog dan grand design-nya sudah disepakati oleh jajaran Dewan Pengurus KORPRI Nasional adalah digitalisasi komunikasi dan layanan anggota KORPRI menuju terwujudnya KORPRI baru.

"KORPRI baru adalah KORPRI yang peduli anggotanya, yang mensejahterakan anggotanya dan memfasilitasi untuk memudahkan hidup anggotanya," ujar Ketua Umum KORPRI, Prof. Dr. Zudan Arif Fakrulloh, SH, MH, saat acara penandatanganan MoU antara Dewan Pengurus KORPRI Nasional dengan PT. Global Oase Indonesia di Gedung KORPRI Jakarta. Rabu (17/08/2016).

Dijelaskan, bentuk kongkrit terobosan tersebut dimulai dengan mendorong seluruh anggota KORPRI move on dari komunikasi manual ke digital dengan memanfaatkan berbagai media online dan media sosial, berikutnya KORPRI akan memfasilitasi pemenuhan kebutuhan sehari-hari anggota KORPRI dengan membuka toko online KORPRI.

"Ketika koneksi diubah pasti dunia berubah. Koneksi manual diubah ke digital, KORPRI berubah. Tugas kita mendorong seluruh anggota agar memanfaatkan media digital," ucap Zudan.

Ditambahkannya, dalam rangka mengoperasionalkan rebranding KORPRI, serta mengoptimalkan komunikasi dan layanan KORPRI, Dewan Pengurus KORPRI Nasional menggandeng mitra kerja sama PT. Global Oase Indonesia. Penandatanganan MoU di hari keramat tersebut berlangsung singkat, hanya 30 menit. "17 adalah tanggal baik, secara simbolik merdeka dan mandiri. Tiga puluh menit tapi berdampak besar untuk 25 tahun ke depan," ungkapnya.

Pada kesempatan tersebut, pimpinan PT. Global Oase Indonesia, Ervik Adisusanto, menyampaikan komitmennya untuk melakukan langkah cepat dalam rangka menindaklanjuti MoU yang mencakup tiga fokus, yakni media center, digital asset dan toko online.

"Kami akan bergerak cepat, mulai besok akan melakukan audit komunikasi atau assessment. Itu menjadi bahan untuk komunikasi ideal yang akan kita bangun," tutur Ervik dalam sambutannya. (rls)