MEDAN - Panglima Komando Operasi Angkatan Udara (Pangkoopsau) I TNI AU, Marsma Yuyu Sutisna angkat bicara terkait bentrokan yang terjadi antara personel TNI AU dengan warga di Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia, Senin (15/8/2016) kemarin. Dimana dalam peristiwa tersebut, dua wartawan terluka akibat dipukuli dan diinjak-injak Aparat TNI AU Lanud Soewondo Medan. "Saya sangat menyesalkan atas kejadian kemarin, sehingga ada korban luka dari masyarakat dan wartawan. Saya menyesali peristiwa tersebut," kata Yuyu dalam keterangan persnya kepada wartawan di Lanud Soewondo, Medan, Selasa (16/8/2016).

Lebih lanjut Yuyu menerangkan, pihak TNI AU berencana akan membangun rumah untuk prajurit di lahan inventaris negara tersebut. Saat itu, pihaknya mendapat halangan dan demo dari warga masyarakat.

"Kemarin terjadi pemagaran oleh masyarakat ditempat yang akan dibangun itu. Kita juga telah memberikan patok tanah. Luas tanah tersebut 100 kali 50 meter untuk dua lokasi," ujarnya.

Ketik demo warga tersebut berlangsung, terjadi aksi pembakaran. Sehingga prajurit TNI AU berusaha menertibkan aksi pembakaran tersebut karena dianggap menganggu arus lalu lintas. "Saat itu ada perlawanan. Ada satu orang provokator dan kita tangkap. Saat diperiksa, dalam keadaan pengaruh minuman keras," papar Yuyu lagi.

‎Kemudian, orang yang disebut provokator oleh petugas itu dilepas. Tetapi massa semakin anarkis dan terjadi pelemparan batu. Dari lokasi kejadian, personil TNI AU menemukan panah dan gear sepeda motor.

"Ada terjadi pelemparan batu, warga terkena. Prajurit kita ada yang membawa senjata dan saat itu dalam keadaan terdesak, sehingga menembakkan senjata keatas dengan peluru karet dan sebagian dari warga langsung bubar. Kita bawa pentungan dan tameng saat kejadian," jelas Yuyu.

Setelah peristiwa itu, ada dua wartawan terluka dalam bentrokan yang terjadi antara personel TNI AU dengan warga,  yakni Andri Syafrin dari MNC TV dan Array Argus dari Tribun Medan. Namun menurutnya saat Kapentak Lanud Soewondo sudah mengkoordinir rekan-rekan wartawan, namun wartawan yang terluka tidak memakai serangam. .

"Kebetulan saat kejadian, ada wartawan yang tak memakai seragam dan menjadi korban. Anggota TNI AU tidak tau. Berdasarkan laporan yang saya terima, anggota kita amankan wartawan," akunya.

Tetapi, saat disinggung terkait dua wartawan yang terluka hingga terpakasa masuk dan mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit, Pangko Ops I TNI AU itu tidak banyak merincinya.

"Ketika wartawan kemudian menunjukkan id card, Kita tidak tahu, wartawan bercampur dengan masyarakat. Kamera wartawan nggak tahu dimana saat itu. Namun, kita akan tanggung jawab. Mengenai dompet yang disebut tidak nampak sudah kita temukan. Kamera yang rusak kita tanggung jawab. Kalau ada anggota yang bertindak berlebihan, saya mohon maaf, dan tak ada unsur sengaja. Prajurit kita juga ada yang terluka," jelas Yuyu.

Yuyu mengungkapkan, pihaknya tidak ada keinginan untuk melukai masyarakat dan wartawan. Yuyu juga mengaku ‎sudah memberi arahan kepada jajarannya‎ untuk menahan diri.

"Kita sudah evaluasi. Saya himbau prajurit menahan diri dan menghimbau kepada masyarakat bila ada aspirasi yang perlu disampaikan, silahkan bertemu dengan Komandan Lanud. Lebih baik diselesaikan dengan musyawarah," tutup Jendral TNI AU Bintang Dua tersebut.