JAKARTA - Menpora mengatakan di media televisi bahwa Gloria menerima dengan ikhlas tidak diikutkan dalam pengibaran sang saka merah putih atas pernyataan Gloria.

Pernyataan diambil Menpora dari Gloria tanpa didampingi oleh orang tua. Sampai saat ini sang ibu belum mendapat izin bertemu dengan anaknya.

Terkait dengan sikap Gloria terhadap kesalahan prosedur yang dilakukan akibat kelalaian kemenpora adalah peristiwa hukum, maka sikap menerima atau menolak tidak bisa diputuskan oleh Gloria karena masih usia anak.

Seharusnya menpora mengundang ibu Gloria dan menyampaikan secara resmi keputusan pemerintah dan menanyakan apa sikap orang tua terhadap situasi yang dialami anaknya.

Hal tersebut diungkapkan, Ketua Satgas Perlindungan Anak M Ihsan melalui surat elektroniknya kepada GoNews.co, Selasa (16/08/2016) malam.

"Tawaran yang diberikan pada Gloria untuk menghibur agar bisa menerima kenyataan pahit ini tidak relevan dengan keputusan sepihak terhadap Gloria," tukasnya.

Menurut pendamping dari satgas perlindungan anak sampai saat ini ibu gloria dalam kondisi sakit dan belum bisa ketemu dengan anaknya.

Situasi yang terjadi membuat sang ibu menjadi sedih dan kondisi kesehatannya menurun.

"Seharusnya Menpora memberikan informasi yang lengkap tentang posisi gloria dan ibunya serta memberikan kesempatan pada ibunya untuk.memutuskan sikap apa yg diambil atas kelalaian yang dilakukan oleh pihak kemenpora dalam seleksi calon anggota paakibraka," ujar Ihsan.

Kelalaian pihak penyelenggara semakin terang bahwa menurut informasi yang kami peroleh, pengurusan perpanjangan paspor dan kitas dibantu oleh panitia. "Kami dari satgas perlindungan anak menghimbau pada menpora menghormati UUD, UU perlindungan anak dan Konvensi Hak Anak yang diratifikasi tahun 1990 yang menegaskan tentang kewajiban negara untuk menghormati dan melindungi harkat, martabat dan harga diri anak serta menunjukan sikap empati dalam menyikapi situasi yang dialami gloria," cetusnya.

Kelalaian dan kesalahan pihak kemenpora dalam rekrutmen dan seleksi calon anggota paskibraka tidak diakui secara jujur oleh Menpora pada publik.

"Ini pelajaran penting bagi pemerintah untuk jujur pada masyarakat jika kesalahan karena kelalaian pemerintah bukan membebankan pada Gloria dan keluarganya," pungkasnya. (***)