JAKARTA - Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) Achmad Soetjipto mengakui kesempatan emas Merah Putih menipis terutama setelah ganda putra andalan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan tersingkir usai menelan dua kekalahan di fase grup.

Kendati demikian, pria yang pernah menjabat sebagai Ketua PB PODSI itu tetap optimistis tim bulu tangkis Indonesia bisa bawa pulang kepingan emas.

“Perjuangan merebut emas semakin berat karena Ahsan/Hendra sudah tidak ada. Tumpuannya jatuh ke saat ini masih berjuang, lebih berat lagi undian mempertemukan dua ganda campuran kita di perempat final, jya mau tak mau harus fight abis tak boleh main-main lagi,” kata Achmad Soetjipto saat menjemput Tim Angkat Besi Olimpiade di Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Minggu (14/8/2016).

Dalam kesempatan itu, Achmad Soetjipto menegaskan komitmen Satlak Prima mendukung penuh pembinaan cabang olahraga (cabor) angkat besi demi mencapai emas  di Olimpiade 2020 Tokyo.

Sebagaimana diketahui, dua lifter Indonesia Eko Yuli Irawan (62 kg putra) dan Sri Wahyuni (48 kg putri) berhasil membawa pulang medali perak di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro. Keduanya pun berambisi bisa memberikan penampilan lebih baik di pesta olahraga empat tahunan paling prestisius sejagad raya.

“Seperti yang telah kita dengar, mereka (Eko dan Yuni) belum puas dengan hasil di Rio. Kami para insan olahraga, terutama Prima tentu akan bergerak wujudkan itu (Emas Olimpiade 2020) yang telah jadi visi dan misi bersama dengan PB, KOI, dan pemerintah,” katanya.

Sadar akan persaingan yang semakin berat, Sutjipto berharap hasil yang dicapai saat ini bisa dijaga dan ditingkatkan. “Persaingan di dunia internasional marginnya semakin tipis, saya yakin di 2020 pasti lebih tipis lagi. Untuk itu kami berharap jangan diperlebar lagi,” terangnya. (***)