KISARAN - Sekretaris Jendral Pengurus Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (Sekjend PKC PMII) Sumatera Utara Adit Satria Tanjung meminta masyrakat tidak mengutuk situasi atau menyalahkan pihak tertentu dengan berbagai sindiran, lebih baik melihat lebih dalam bahwa konflik di negara kita sebenarnya sedang di petakan. Yang harus dipahami adalah secara geopolitik ada semacam grand desain penghancuran NKRI. Ada benang merahnya. Nah celakanya adalah yg dijadikan trigger itu di Sumut. Dimulai dari peristiwa BPK di Deliserdang dan sekarang berlanjut di Tanjung Balai. "Saya pikir kedua peristiwa itu sebagai pesan, yang dimungkinkan sebentar lagi akan ada peristiwa lain di daerah lain, untuk itu  saya ingatkan Masyarakat Sumut Jangan Mudah Terprovokasi" tutur Adit Satria kepada Gosumut, Selasa (2/8/2016).

Beragamnya suku, ras dan agama di Indonesia di masing-masing wilayah memungkinkan untuk selalu digesek. Kebanggaan simbol dicuatkan dan dipoles terus dengan aura kebencian, sehingga setahap demi setahap bibit dendam di munculkan.

Karena itu, diharapkan kita yang bermain medsos lebih cerdas dalam menyikapi berita dan provokasi sehingga tidak selalu menggeneralisasi bahwa itu suku tertentu, agama tertentu atau ras tertentu. Tetapi itu sebuah trik untuk memecah belah kita yang berbangsa satu, bangsa Indonesia.

"Mereka menyiramkan api di medsos, kita siramkan air sebagai tandingannya. Propaganda lawan dengan propaganda. Provokasi lawan dengan edukasi," terangnya.

Goncangan ke depan akan semakin nyata. Banyaknya kepentingan supaya Indonesia ini pecah, baik dari sisi pengambil-alihan pemerintahan dalam konsep khilafah sampai negara luar yang terancam ekonomi dengan bangkitnya Indonesia, menjadikan negara kita seperti gunung berapi yang terus menerus mengeluarkan asap dan siap untuk diledakkan secara nasional.

"Semoga NU dan Muhammadiyah segera menyebarkan santri santrinya untuk meng-edukasi Islam yang ramah bukan yang penuh amarah. Juga para petinggi agama di daerah rawan konflik segera membuat MOU persatuan menghindarkan konflik SARA" pinta Adit.

"Semoga pemerintah bergerak cepat untuk membangun kembali vihara yang dibakar supaya tidak ada dendam yang tersisa .Mari kita serahkan semua persoalan ini pada pihak berwajib", Harap Sekjend PKC PMII Sumut.