JAKARTA - Rencana pembangunan relokasi mandiri untuk 1.683 KK masyarakat korban erupsi Gunung Sinabung di Desa Lingga Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara mendapat penolakan masyarakat Desa Lingga. Berbagai upaya telah dilakukan banyak pihak, namun masyarakat Desa Lingga tetap menolak sehingga saat pembangunan terjadi konflik dan berujung pada kerusuhan antara aparat dengan masyarakat pada Jumat (29/7/2016).

Dalam kejadian tersebut, satu orang meninggal dunia bernama (Abdi Purba) dan satu oramg kritis bernama Ganepo Tarigan saat ini dirawat di rumah sakit Medan akibat kerusuhan tersebut.

Berdasarkan laporan yang diterima BNPB pusat dari Polres Karo, Sumatera Utara, pada hari Jumat (29/7/2016) di lahan Relokasi Mandiri Tahap- II Desa Lingga Kec. Simpang Empat Kab. Karo telah terjadi pengerusakan dan pembakaran alat berat Excavator Merek Hitachi dan tenda Pos Polisi yang dibangun untuk mengantisifasi bentrok antara pengembang, masyarakat pengungsi Desa Gurukinayan, Desa Berastepu kontra masyarakat Desa Lingga. Gr2 Adapun kronologis kerusuhan yakni sekitar pukul 12.30 WIB, pelaksanaaan pembongkaran pagar oleh pihak pengembang menggunakan 1 unit alat berat  dengan panjang lebih kurang 150 meter dan lebar 4 meter yang dipandu oleh Verawenta br Surbakti (pengembang).

Adapun pagar yang dibongkar tersebut adalah pagar yang sebelumnya dipasang oleh masyarakat Desa Lingga yang mengklaim bahwa lahan itu adalah jalan pemotongan menuju Desa Lingga.

Sekitar pukul 14.20 WIB, kegiatan pembongkaran pagar selesai situasi aman dan kondusif. Namun sekitar Pukul 14.30 wib datang ke Pos Polisi Sekdes Lingga An.Lotta Sinulingga memprotes tindakan yang dilakukan oleh pengembang dan dibiarkan polisi. Dan sekitar pukul 14.45 WIB, masyarakat Desa Lingga lebih kurang 150 orang terdiri dari ibu-ibu dan laki-laki dewasa melakukan pemblokiran jalan umum, tepatnya di depan tenda Pos Polisi yang mengakibatkan jalan Kabanjahe Simpang Empat macet total.

Aksi terus berlanjut, pada pukul 17.30 WIB, datang ibu-ibu sekitar 70 orang ke tenda Pengamanan Polisi yang ada di lokasi dan menanyakan kepada petugas Polri yang ada di tenda tentang pelaku pembongkaran pagar yan mereka buat. Karena tdk mendapat jawaban memuaskan mereka konplain dan melaporkannya ke kaum bapak bapaknya, dan puncaknya Pukul 18.00 WIB datang masyarakat berkisar 400 orang dari arah lokasi pemagaran menuju ke arah tenda Pos Polisi sambil berkata " Serang, bunuh, bakar, anggota Polri yg ada di tenda berkisar 15 org lari ke Polres Tanah Karo untuk meminta bantuan.

Pada saat personil meminta bantuan itulah, masyarakat membakar tenda Pos Polisi dan eskapator/beko merek Hitachi warna kuning hingga mengakibatkan terbakar berkisar 50 %. Tiba di TKP, petugas Polres Tanah Karo langsung melakukan penangkapan terhadap 5 orang yang diduga sebagai koordinator aksi, masing-masing ES, JS, NS, MS dan SM.

Atas penangkapan tersebut, sekitar 200 orang massa mendatangi Mapolres Karo dan langsung melakukan aksi pelemparan batu, yang dibalas dengan tembakan peringatan dan gas air mata.

Setelah massa bubar, diketahui ada yang meninggal dunia dengan umur berkisar 40 tahundan sedang di identifikasi. (rls)