JAKARTA - Meski tidak mampu mempertahankan gelar juara umum dan hanya menjadi runner up pada ASEAN School Games (ASG) di Chiang Mai, Thailand 2016, Kemenpora tetap memberikan apresiasi terhadap perjuangan kontingen Indonesia. Apalagi, terjadi peningkatan perolehan medali emas dari ASEAN School Games di Brunai 2015.

Dari 30 medali emas yang diraih sebanyak 17 disumbangkan melalui renang dan 8 dari cabang atletik. Sisanya disumbangkan 3 dari cabor bulutangkis, golf dan tenis masing-masing satu medali emas.

Enam cabang olahraga lainnya sepaktakraw, futsal, bola voli, basket, tenis meja dan senam tidak mampu meraih medali emas. "Tahun lalu, kita memang meraih gelar juara umum di Brunai dengan mendapat 25 emas. Kali ini, posisi kita sebagai runner up tapi kita tidak kecewa karena telah terjadi peningkatan perolehan medali menjadi 30 emas," kata Asisten Deputi Bidang Pembibitan dan Iptek Olahraga Kemenpora, Washinton Galingging saat menyambut kedatangan kontingen Indonesia di Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Jumat (29/7/2016).

Sebelumnya, Washinton memang telah memperkirakan Indonesia hanya mampu menjadi runner up. Pasalnya, ada beberapa cabang yang Indonesia tidak bisa tampil pada semua nomor yang dipertandingkan. Contohnya, cabang atletik. Dari 40 nomor yang dipertandingkan, Indonesia hanya tampil di 20 nomor. "Wajar saja tuan rumah Thailand menjadi juara umum ASG 2016 karena separuh medali emas yang diperebutkan dikuasainya," kata Washinton.

Peningkatan perolehan medali Indonesia terjadi dengan keberhasilan tim atletik dan renang melampaui target medali yang dibebankan. "Atletik yang ditargetkan 6 emas mampu meraih 8 emas. Dan, renang yang ditargetkan 12 emas mampu menyumbangkan 17 emas. Jadi, Kemenpora mengapresiasi keberhasilan atletik dan renang," katanya.

Pelatih Tim Atletik Suryo Agung Wibiwo mengatakan, evaluasinya ke depan harus diperbanyak bibit sprinter. "Kita gagal meraih emas nomor 100 M yang merupakan nomor paling bergengsi karena memang bibitnya sangat minim. Makanya, kita harus memperbanyak bibit sprinter," kata pemegang rekor 100 Meter SEA Games dengan catatan waktu 10,17 detik.

Hasil evaluasi juga disampaikan pelatih Tim Tenis Indonesia, Suharyadi terkait kegagalan mengulang sukses mempertahankan 4 medali emas yang diraihnya pada ASG di Filipina 2014. "Kita hanya mampu meraih 1 emas dari nomor ganda putri karena petenis Indonesia masih kurang pengalaman bertanding internasional. Ke depan, kita harus lebih banyak mengirimkan petenis junior ke berbagai event internasional sehingga meraih hasil lebih baik," kata mantan petenis nasional ini. (***)