JAKARTA - Kementerian Pariwisata terus melebarkan sayapnya di pasar Asia Tenggara dengan program Famtrip yang akan digelar 29 Juli – 2 Agustus 2016. Kali ini, bidikannya diarahkan pada pasar Malaysian Chinese yang menetap di Sabah, Malaysia. Pasar yang dibidik ini, taraf ekonominya di atas rata-rata. Menurut Menpar Arief Yahya, Familirization Trip (Famtrip) ini adalah bagian dari Sales dalam Strategi BAS, Branding Advertising dan Sales.

“Sales itu harus semakin gencar, ketika Branding dan Advertising Wonderful Indonesia sudah semakin kokoh,” kata Arief Yahya yang juga Mantan Dirut PT Telkom ini.

Kali ini Famtrip dilakukan dengan destinasi Jogja-Solo, dengan icon Borobudur yang 3A-nya sudah semakin kuat. Punya Akses dengan dua bandara internasional, Adi Sucipto dan Adi Sumarmo. Punya atraksi berbasis budaya yang kuat, baik culture, nature maupun man made. Juga punya Amenitas, berbagai hotel, convention, restoran, café yang berstandar internasional.

“Kami membidik Sabah karena wilayah itu merupakan kawasan kedua terbesar di Malaysia. Di samping itu, pariwisata itu kan proximity, kedekatan. Sabah di Malaysia selain dekat secara geografis maupun budaya. Famtrip itu adalah salah satu upaya lebih mendekatkan beragam kedekatan tadi agar wisman Malaysia mau berwisata ke Indonesia,” tambah I Gde Pitana, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar, Rabu (27/7/2016).

Akan ada 20 Travel Agent-Travel Operator (TATO) dan enam media Sabah yang akan diundang mengeksplorasi keindahan alam, budaya dan kuliner di Indonesia. Dan semuanya, akan diarahkan ke Yogyakarta dan Solo, dua kota yang sangat kental dengan budaya Jawa.

Baimana dengan destinasi unggulannya? Borobudur, satu dari 10 top destinasi Joglosemar tentu dijadikan atraksi paling kuat. Heritage site candi itu tercatat di UNESCO –Badan PBB yang menangani soal pendidikan dan kebudayaan. Ada 20 Travel Agent /Travel Operator dan enam media Sabah yang bakal di bawa berjalan-jalan ke sana.

Selain itu, ada juga visit site ke Candi Prambanan, Ulen Sentalu, Ramayana Ballet, Keraton Mangkunegara, Kampung Lawean, Kampung Batik Kauman, Museum Danar Hadi, Keraton Yogyakarta, Lava Tour Merapi, Malioboro, serta business matching dengan 30 TA/TO Yogyakarta dan Jawa Tengah serta dengan ASITA Yogyakarta dan ASITA Jawa Tengah.

“Kunjungan ke sejumlah destinasi tadi, akan langsung ditulis enam media Malaysia tadi. Begitu juga agenda business matching dengan 30 TA/TO Yogyakarta dan Jawa Tengah serta dengan ASITA Yogyakarta dan ASITA Jawa Tengah. Ceritanya langsung dipublikasikan di Malaysia,” tambah Pitana.

Dan jangan khawatir dengan reputasi media yang diundang. Dijamin, semuanya adalah media ternama yang sangat terpercaya. Di deretan pertama, ada Berita Harian. Data Audit Bureau of Circulation (ABC), surat kabar ini sebarannya mencakup Malaysia dan Singapura.

Utusan Borneo dan Harian Metro, juga sudah punya pembaca Melayu loyal yang tak sedikit. Sementara See Hua Daily, Sin Chew Daily News, sangat kuat di komunitas Chinese. Satu lainnya, New Sabah Times, banyak dibaca kaum ekspatriat di Malaysia. “Mereka inilah yang menjadi mata dan telinga kami untuk membantu mempromosikan pariwisata Yogyakarta dan Solo di Malaysia dan sekitarnya,” tambah Pitana. (*/dnl)