JAKARTA - Menteri Pariwisata Arief Yahya, Selasa 26 Juli 2016 meninjau Terminal 3 Ultimate, Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Tangerang. Terminal yang dibangun oleh PT Angkasa Pura II itu sudah akan beroperasi mulai pertengahan bulan depan, Agustus 2016. Yakni dengan memindahkan maskapai penerbangan Garuda Indonesia dari Terminal 2 ke terminal baru yang berkapasitas 25 juta orang per tahun itu.

"Kami sepakat konsep Terminal 3 Ultimate ini adalah Tourism HUB Airport. Karena itu branding Wonderful Indonesia menjadi sangat penting di sini. Bandara internasional itu pintu gerbang utama, tempat orang asing menginjakkan kaki di Indonesia. Ini semacam momment of truth, merasakan sensasi dan kesan pertama di negeri ini. First impression itu penting," kata Menpar Arief Yahya yang disambut CEO PT Angkasa Pura II, Budi Karya Sumadi di terminal sepanjang 2,4 km itu.

Namanya juga kesan perdana, kata Arief Yahya, itu menentukan persepsi orang terhadap bangsa ini. "Kalau pandangan pertama sudah cemberut, Pak Budi Karya sudah cemberut, maka wajah seluruh negeri ini pun dikesankan cemberut. Begitu sebaliknya, jika berkesan ramah, longgar, nyaman, aman, tertib, sarat dengan sentuhan art and culture, itu juga yang nyantol di kepala orang yang berkunjung ke Jakarta. Karena itu semampang masih proses finishing di interior, maka kami hadir, dan ikut memikirkan kesan apa yang ingin ditanamkan kepada visitors," jelas Mantan Dirut PT Telkom ini.

Arief Yahya menilai, konsep interior yang hendak diusulkan ke PT AP II itu sesuai dengan data dan angka ketertarikan wisman atau costumers ke tanah air. Menurut dia, 60% mereka suka culture, 35% nature dan 5% man made atau people. "Saya rasa komposisi desain interiornya juga harus mengikuti persentase itu. Misalnya Borobudur, penari Bali, perempuan berjalan di pematang sawah dengan memanggul tumpukan buah untuk upacara di Ubud itu kategori culture. Lalu Raja Ampat, Komodo, Toba, Bromo dan lainnya itu nature atau alam. Sedangkan sport tourism dan MICE itu man made," jelas Arief Yahya.

Pria lulusan ITB Bandung, Surrey University dan Program Doktor di Unpad Bandung itu selalu berpatokan pada keinginan costumers, bukan mengikuti feeling atau kata hati saja. Intinya adalah service quality, yang biasa dia singkat dengan istilah TERRA --tangible, empathy, reliability, responsiveness, dan assurance. "Harus kelihatan, kasat mata, intinya kualitas pelayanan," sebut Arief Yahya.

Dirut AP II Budi Karya yang sebelumnya menjadi Dirut PT Pembangunan Jaya Ancol dan PT Jakarta Propertindo itu pun mengajak Arief Yahya melihat fasilitas check in, ruang tunggu, garbarata, area komersial, offices, meeting points, drop off area, sampai ke fasilitas toiletnya. "Agustus 2016 Garuda akan beroperasi di Terminal 3 Ultimate dengan jumlah penumpang sekitar 12 juta setahun, lalu sekitar Oktober 201, Skyteam Member akan pindah juga, yang rata-rata setahun 1 juta penumpang. Baru 2017, semua international flight pindah ke Ultimate," kata Budi Karya.

Budi Karya yang juga mantan Dirut PT TIJA itu menjelaskan setiap tahun ada 15 juta penumpang pesawat yang melintas di atas angkasa Indonesia. Mereka mendarat di Singapore. Kalau 30% saja transit ke Jakarta, dan 50% nya berwisata ke Indonesia, sudah menambah 2.5 juta orang.

"Kalau Singapore unggul di teknologi, kita menonjol di culture. Karena itu sudut-sudut terminal ini akan disentuh dengan cultural design dan branding pariwisata," jelas Budi Karya.

Dia juga sudah meminta Dirjen Kebudayaan untuk menjadi kurator karya-karya budaya di tanah air yang hebat dan layak dipamerkan di terminal ini. Sejumlah karya seni yang akan dipamerkan antara lain penjor, karya seni Seulawah, replika pesawat 45 dengan corak khas Indonesia, patung garuda dan lainnya.

Teknologi di Terminal 3 Ultimate ini, kata Budi Karya juga sangat canggih. CCTV nya sudah bisa dipakai untuk matching para DPO (daftar pencarian orang) yang masuk di bandara. Juga dilengkapi BHS Level 5 yang yang bisa mendeteksi bahan peledak atau bom. "Airport Security System nya berfungsi sebagai intelijen, Fully IBMS (Intelijence Building Management System) Rain Water System, Recycle Water System, sistem penerangan dengan teknologi yang menyesuaikan kondisi cuaca," jelasnya.

Bagaimana dengan kereta ke kota Jakarta? "Tahun 2017 mulai dibangun, karena kalau menggunakan mobil semua, penumpukan juga tidak bisa dihindari. Transportasi publik akan sangat ideal mengurai kemacetan. Setiap hari ada minimal 50 ribu penumpang? Kapasitas parkir 2.400 unit, motor 1.600 kendaraan,"tandasnya. (*/dnl)