MEDAN - Ketua Kahmi (Korps Alumni HMI) Sumut, Murlan Tambah mengaku prihatin terhadap rusaknya situs bersejarah Islam di Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah. Untuk itu Kahmi Sumut akan segera meninjau kerusakan situs Islam di Barus dan meminta pemerintah daerah untuk memperbaiki situs tersebut.

Murlan mengatakan, saat ini banyak makam-makam Islam kuno yang sudah hilang di Barus, dan hilangnya makam-makam penyebar Islam tersebut harus menjadi perhatian serius bagi bangsa Indonesia.

"Peninggalan tersebut merupakan kekayaan masa lampau nusantara dan bukti bahwa Islam pernah berjaya di pulau sumatera," terangnya.

Sementara itu, Direktur pengajian sejarah, budaya dan pariwisata Kahmi Sumut, Budi Agustono mengatakan, Barus merupakan sebuah daerah yang kaya akan bukti peradaban masa lampau. Menurutnya, Islam sudah masuk ke Barus sejak abad ke-7 dan di yakini bahwa Baruslah yang menjadi tempat masuknya Islam pertama di nusantara.

"Banyaknya batu nisan berkaligrafis Islam merupakan sebuah bukti bahwa dahulunya Barus menjadi sebuah daerah yang penting bagi negara-negara di Timur Tengah," katanya.

Bahkan, lanjut dia, Barus dahulunya merupakan sebuah daerah penghasil kapur barus terbaik di dunia, yang pada saat itu kapur Barus dinilai menjadi barang yang mahal dan paling di cari.

"Kondisi Barus saat ini seperti kehilangan kejayaannya. Bahkan situs bersejarah tersebut terancam punah akibat kurangnya kesadaran pemerintah dan masyarakat sekitar untuk memelihara kelestarian situs bersejarah," tutupnya.