JAKARTA - Dalam agenda Rapimnas nanti, Partai Golkar disinyalir bakal membahas keinginannya untuk mengusung Jokowi sebagai calon Presiden pada pemilu 2019 mendatang. Meski demikian, rencana tersebut belum sepenuh­nya dipercayai Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Kader Banteng bermoncong putih menganggap, saat ini Golkar sedang memberikan angin surga ke Jokowi. Bahkan, cenderung gombal.

Hal itu diakui Ketua DPP PDIP, Hendrawan Supratikno. Diibaratkan Hendrawan, saat ini antara Jokowi, PDIP dan Golkar ibarat orang berpacaran. Untuk meyakinkan hatinya, si laki-laki mengeluarkan rayuan gombal untuk meyakinkan para wanitanya itu.

"Bisa disamakan Golkar itu si laki-laki yang berpacaran. Dia (Golkar) tengah menggom­bali pacarnya itu bila serius mengusungnya di Pilpres 2019 nanti," ungkap Hendrawan saat dihubungi wartawan.

PDIP, ujar dia, masih menung­gu keputusan final Partai Golkar di Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) pada 26-28 Juli nanti. Apakah putusan mendu­kung Jokowi bener adanya atau berubah. "Bila ada keputusan barulah PDIP nanti mengambil sikap. Apakah harus koalisi kar­ena mengusung figur yang sama atau tidak," ujarnya.

Sejatinya, sambung Pratikno, partai besutan Megawati Soekarnoputri yakin bila Golkar dapat berkoalisi. Namun, apabila tidak terjadi koalisi PDIP tidak mempermasalahkannya.

Sementara, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar, Idrus Marham menjelaskan, dukungan yang diberikan Golkar kepada Jokowi sebagai calon presiden (capress) sudah melalui proses dan tentu ada kajian dan survei.

"Prosesnya mengenai men­gusung Jokowi itu ada kajian faktual, kajian kinerja Jokowi serta kajian visi missi yang se­laras dengan partai beringin. Jadi dukungan itu merupakan hasil akhir dari sebuah proses politik dan didalam proses politik itu ada kajian faktual dan analisis yang kita lakukan sehingga persoalan lazim dan tidak lazin tergantung dari argumentasi politik yang menjadi dasar kita untuk mengambil kebijakan politik," bebernya.

Kendati demikian, sambung Idrus, Golkar berkeyakinan hingga 2019 nanti tidak merubah dukungannya. Oleh karena itu, sekali lagi Golkar mengusung Jokowi adalah panggilan dan tanggung jawab karena doktrin Partai Golkar memerintahkan untuk itu.

"Apalagi saya lihat keinginan dari DPD-DPD I menginginkan mencalonkan Jokowi di pilpres nanti. Ini menjadi materi terpent­ing Rapimnas pertama periode saat ini," ucapnya. (***)