MEDAN - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) wilayah I Medan mengungkapkan ada empat daerah di Sumatera Utara (Sumut), sedang terjadi cuaca ekstrim (berfluktuasi), yakni antara panas dan hujan. Seperti di Mandailing Natal (Madina), Sibolga, Nias dan Padang Lawas (Palas) dan kawasan pantai barat serta pegunungan di Sumatera Utara.

Kepala bidang Data dan Informasi di Balai Besar BMKG Wilayah I Medan mengatakan, penyebab utama cuaca itu diakibatkan terjadi gangguan cuaca di Samudera Hindia yang menyebabkan terbentuknya awan-awan konveksi yang ditandai terjadi guyuran hujan di pantai barat Sumut, terutama kawasan pegunungan. Lebih lanjut ia mengatakan, selain di daerah tersebut. Daerah lainnya juga tidak tertutup peluang. Seperti di daerah Medan, Deliserdang dan sekitarnya.

"Cuaca buruk berupa hujan deras, angin kencang dan gelombang laut tinggi yang melanda sebagian besar wilayah di tanah air akhir-akhir ini harus diwaspadai oleh seluruh lapisan masyarakat. Masalahnya, gangguan cuaca di atmosfir kita akhir-akhir ini disebabkan oleh gangguan tropis dampak menghangatnya suhu permukaan laut di perairan Indonesia," terangnya.

Selain itu, kondisi suhu permukaan laut yang memanas sekaligus bersamaan dengan pemanasan intensif oleh matahari di belahan bumi selatan, akan menyebabkan berkembangnya pusat-pusat tekanan rendah di kawasan selatan Indonesia, yang berimbas ke Sumatera Utara.    

Kemudian terbentuknya pusat-pusat tekanan rendah, meningkatkan pasokan hujan di kawasan selatan Indonesia juga membawa pengaruh terjadinya cuaca buruk. Yakni berupa angin kencang dan gelombang laut tinggi, dan kejadian ini akan bertahan hingga pertengahan Agustus 2016.

“Suhu udara panas yang mencapai 34 hingga 35 terajat yang terjadi berhari-hari, juga akan bepeluang terjadi hujan intesitas sedang dan lebat di kawasan Medan dan beberapa daerah di Sumut,” ujarnya.