JAKARTA- Presiden Joko Widodo dipastikan menghadiri puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia atau World Environment Day (WED) tahun 2016 pada 23 Juli mendatang di Kota Siak Sri Indrapura, Kabupaten Siak, Provinsi Riau.

Hal itu disampaikan Bupati Siak Drs H Syamsuar MSi, usai menghadiri pertemuan dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya di Jakarta, Selasa (12/7/2016). Tak hanya Bupati, pada pertemuan yang intinya memaparkan kesiapan Kabupaten Siak, khususnya Provinsi Riau yang sudah ditetapkan sebagai tuan rumah peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia itu, juga dihadiri Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, Kapolda Riau Brigjen Pol Supriyanto dan Danrem 031 Wirabima Brigjen Nurendi.

"Alhamdullilah, kita sudah mendapatkan kepastian dari Bu Menteri, Pak Presiden bisa hadir ke Siak. Selain itu juga dihadiri 5 menteri kabinet kerja," kata Syamsuar kepada GoRiau.com.

Ditetapkannya Kota Siak sebagai tuan rumah peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, tidak lepas dari sejumlah prestasi yang diraih Kota Istana ini, khususnya dibidang kebersihan. Siak tercatat sebagai salah satu kota kecil terbersih di Indonesia, pernah meraih piala Adipura tingkat Nasional. Siak juga dikenal sebagai Negeri Istana. Karena sejarahnya, kota ini pernah menjadi pusat kerajaan Melayu dan berjaya selama lebih dari dua abad.

"Puncak acara akan digelar di halaman istana megah peninggalan Kesultanan Siak, bernama Istana Asseraiyah Hasyimiah. Penyelenggaraan WED 2016 akan menorehkan sejarah tersendiri, karena inilah pertama kalinya Presiden Republik Indonesia akan masuk ke bangunan bersejarah yang dibangun tahun 1889 tersebut," jelas Syamsuar.

Istana ini dulunya merupakan tempat tinggal resmi Sultan Siak, yang juga Pahlawan Nasional Indonesia, Sultan Syarif Kasim II. Sultan yang namanya kemudian diabadikan menjadi nama bandar udara utama Provinsi Riau ini, pernah memimpin Kerajaan Melayu Siak. Pada masa jayanya, kerajaan Siak menjadi kekuatan yang diperhitungkan di Pesisir Timur Sumatera hingga Semenanjung Malaya. Jangkauan terjauh pengaruh kerajaan ini sampai ke Sambas di Kalimantan Barat, sekaligus mengendalikan jalur pelayaran antara Sumatera, Kalimantan hingga Selat Malaka.

Tak berapa lama setelah proklamasi kemerdekaan, Sultan Siak Syarif Kasim II meletakkan tahta dan menyerahkan sepenuhnya kekuasaan serta kekayaan kerajaan kepada Negara, sebagai bentuk dukungan penuh pada perjuangan Kemerdekaan Indonesia tahun 1945. Penyerahan mahkota kerajaan diserahkan Sultan Siak Syarif Kasim II pada Presiden RI pertama, Ir Soekarno di tahun yang sama.

"Sebelumnya, hanya Wapres M Hatta yang pernah berkunjung ke Istana Siak. Semoga Bapak Joko Widodo menjadi Presiden pertama yang bisa mengunjungi Istana Siak. Ini akan menjadi sejarah sendiri bagi rakyat Riau khususnya Siak,'' pungkas Syamsuar.(nal/rls)