JAKARTA- Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora), Sakhyan Asmara menggantikan Alfitra Salam yang mengundurkan diri menyatakan siap menyelesaikan disclaimer yang diberikan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap laporan keuangan Kemenpora. 

"Tugas pokok saya adalah menyelesaikan disclaimer BPK yang diberikan terhadap laporan keuangan Kemenpora," kata Sakhyan Asmara pada acara  Media Ghatering dengan tema Kepemudaan Dan Keolahragaan Dalam Tantangan Masa depan di Hotel Salak Heritage, Bogor, Jumat (24/6/2016).

Sebagai pejabat eselon satu, kata Sakhyan, dirinya merasa sedih dengan penilaian tersebut. Dan, dia optimis mampu menyelasaikan persoalan ini.

Menurutnya, sebenarnya disclaimer itu bukan semata-semata  terjadinya penyimpangan. Akan tetapi juga karena kurangnya kelengkapan dokumen. Sakhyan sendiri mengaku langsung  mencari kelengkapan dokumen yang tersumbat tersebut.  

"Saya sudah bergerak dan melihat dimana terjadinya sumbatan tersebut agar bisa lancar kembali," jelas Sakhyan yang juga Deputi II Bidang Pengembangan Pemuda.

Pada acara tersebut, Kepala Biro Humas dan Hukum Kemenpora, Amar Ahmad mengatakan kegiatan media gathering merupakan acara yang rutin digelar setiap tahun. Tujuannya, menjalin hubungan baik Kemenpora dengan media bisa terus berlanjut.

"Bersinerginya Kemenpora dengan rekan-rekan wartawan itu sangat baik. Dan, kita berharap adanya saran dan kritik untuk bisa memberikan yang terbaik,” ujar Amar.

Asisten Deputi Bidang Pembibitan Kemenpora Washinton Galingging  yang hadir sebagai nara sumber memaparkan "Tantangan Keolahragaan di Masa Depan".  Menurutnya, sekarang  Indonesia akan menghadapi even internasional, seperti Olimpiade Brasil 2016 dimana target mengulang tradisi medali emas. Kemudian, Indonesia akan menjadi tuan rumah Asian Games Jakarta-Palembang 2018 dengan target masuk peringkat 10 besar.

“Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk memajukan prestasi olahraga di negara kita yaitu dengan pengadaan dan pengelolaan sarana prasarana latihan, tekad yang kuat dari para atlet dan pelatih, sistem pembinaan yang terpola dan tersusun secara rapi dan jelas dengan diikuti penyelanggaraan suatu kejuaraan pada setiap tahunnya untuk melihat hasil dari pembinaan yang telah dijalankan,” papar Washinton. ***