PEKANBARU - Menjadi Polisi Lalu Lintas di Kota Pekanbaru, Riau memang butuh kesabaran ekstra, apalagi di bulan Ramadan. Kenapa tidak, saat sebagian orang berkumpul dengan keluarga, polisi-polisi ini justru berjibaku dengan segerombolan pebalap liar alias Bali, mulai tenggelamnya matahari hingga subuh menjelang. Bahkan bagi yang muslim, momen sahur di rumah pun mau tak mau harus terlewati karena tugas. Soalnya, Polisi Lalu Lintas dapat PR (Pekerjaan Rumah) menghalau aksi balap liar yang muncul tiba-tiba. Lokasi ngetrek mereka juga berpindah-pindah, tergantung ruas jalan mana yang sedang tidak dijaga polisi.

"Sahurnya di jalan aja. Di mana saja kalau dapat kesempatan sahur kita buka nasi bungkus. Sudah dibeli sebelumnya, masukin box atau kadang diantar. Kan nggak terus-terusan keliling. Ada jedanya, pas itu bisa makan sahur dulu," kata seorang polisi yang sempat ngobrol dengan GoRiau.com disela-sela tugasnya memburu Bali, dinihari tadi.

Trotoar jalan pun mereka sulap jadi meja makan. Setelah sepatu tunggang dibuka, petugas itu pun bersila santai sambil menikmati makan sahur. Tak lupa mereka duduk berdekatan sambil berjaga-jaga. Motor mereka juga diparkir tidak jauh. "Siapa tahu ada yang niat jahat, jadi harus waspada," sambung dia.

Bukan tanpa alasan, karena polisi-polisi ini kerap dapat teror serangan berupa lemparan mercon misterius dari pengendara yang melintas di dekat mereka. "Kadang pas lagi makan dilempari mercon, kadang saat istirahat di atas motor. Kita nggak tahu siapa yang melakukan karena yang lewat ramai," kisahnya menceritakan.

Belum lagi ledekan dan hinaan dari pebalap liar yang terkesan sengaja memprovokasi. Dari kejauhan, mereka menggeber motor seakan-akan menantang supaya polisi mengejar. Atau meneriaki petugas yang sedang ploting di satu lokasi. "Wah sudah sering (diteriaki). Macam-macam deh (kata-katanya)," beber polisi tersebut.

Sayangnya, meski ulah pebalap liar ini kian di luar kendali, nyatanya Polresta Pekanbaru belum mengambil langkah tegas dengan menggelar operasi besar-besaran yang libatkan hampir seluruh Satuan, seperti tahun sebelumnya. Sejauh ini kegiatan cuma bertumpu pada patroli untuk menghalau mereka agar tidak kebut-kebutan di jalan.

Hasilnya pun sudah dapat ditebak, di mana tim patroli yang kalah jumlah tak bisa berbuat banyak menghadapi ratusan pebalap liar yang mayoritas kalangan anak muda tersebut. "Terlalu ramai. Tapi kita tetap lakukan semaksimalnya, setidaknya membubarkan," ucapnya mengakhiri perbincangan.

Pantauan GoRiau.com, beberapa lokasi favorit pebalap liar beradu kecepatan seperti di Jalan Cut Nyak Dien, Diponegoro serta Jalan Jenderal Sudirman ujung menuju bandara Sultan Syarif Kasim II. Ratusan motor tumpah ruah di jalanan, sisanya parkir di pinggir, sehingga membahayakan pengguna jalan yang melintas. Bahkan ada pula yang nongkrong di putaran U-Turn. ***