TAIWAN- Menpar Arief Yahya terus dipuji-puji kalangan industri yang bergerak di sektor pariwisata. Mereka mendapatkan banyak peluang maju setelah serangkaian deregulasi diterapkan, seperti Bebas Visa Kunjungan (BVK), pencabutan CAIT untuk yacht, dan penghapusan Cabotage untuk cruise. Disusul dengan mendorong investasi di sektor marina dan dermaga, dan industri marine tourism.

Ditambah promosi yang makin gencar dan menusuk ke kantung-kantung pasar originasinya. "Business Led, Goverment Support! Itu prinsipnya," kata Arief Yahya, Menpar RI di Jakarta.

Beberapa industri yang bergerak di minat khusus diving alam bawah laut Indonesia menilai, apa yang dilakukan kementerian yang dipimpin oleh Arief Yahya ini diluar dugaannya di tahun 2016 ini. "Baru kali ini saya ikut pameran dibuat dengan serius, ikut di pameran serius, dan semuanya tidak main-main. Saat kementerian dipegang Pak Arief Yahya, semua berubah dan bergerak sangat cepat serta profesional, pameran yang dilakukan Kemenpar sangat bergairah dan kami mendapatkan imbas positifnya," ujar Donny Lopulalang, perwakilan Bastianos Dive Resort di perhelatan Diving and Resort Travel (DRT) Expo Taiwan 2016 di Taipei Flora Expo Dome.

Donny menjadi satu dari tujuh industri yang ikut mengisi booth Kemenpar di Taipei. Lebih lanjut pria bertubuh tambun itu mengatakan, bukan dirinya membandingkan dengan menteri-menteri sebelumnya, namun apa yang dilakukan oleh Menpar Arief Yahya beserta pasukannya sangat membantu perkembangan Pariwisata Indonesia.

”Durasi pameran sangat tinggi, Kementerian selalu stand by dan ikut. Saya yang industri di minat khusus saja hampir satu bulan sekali melakukan pameran, dampaknya bagus banget, tamu saya penuh dari berbagai negara dan industri saya semakin bergairah. Boothnya saja dibuat dengan cara profesional dan tidak main-main, saya happy menjadi pelaku Pariwisata,” tambah Jaymie Ooi, pemilik Yo Dive Lembeh yang menawarkan keindahan alam bawah bawah laut Bunaken Island dan Lembeh Island, Manado.

Donny mengatakan, dahulu booth-booth Indonesia sangat kecil dan kalah dari Malaysia bahkan Thailand. Indonesia dahulu boothnya tidak kelihatan terbenam oleh dua negara tersebut.” Namun saya sekarang bangga karena booth kita besar, serius, dan tidak kalah dari Malaysia dan Thailand,”jelasnya sumringah.

Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Pasifik Kemenpar, Vinsensius Jemadu membenarkan bahwa Kemenpar di bawah komando Arief Yahya memberikan banyak peluang bagi industri untuk melebarkan sayapnya lewat pameran. ” Jumlahnya ratusan pameran kalau dari seluruh deputi, namun untuk di bagian saya saja, ada 40 pameran di tahun 2016 ini. Kita akan berjuang terus menebarkan pesona Indonesia yang tiada duanya ini, setiap pameran kita gunakan anggaran yang ada, namun mendapatkan output yang maksimal bagi bagi industri Pariwisata bahkan lebih dari anggaran yang kita keluarkan, wisatawan akhirnya datang ke negara kita, itu adalah bagian perjuangannya,” ujar pria asal Flores itu.

Pria yang biasa disapa VJ itu menambahkan, namun dukungan semua pihak harus terus dilakukan, salah satunya adalah konektifitas dan aksesibilitas ke tempat destinasi harus dijaga bahkan ditambah. ”Kita bisa merealisasikan target 20 juta wisman di 2019 dan 12 juta di 2016 namun harus menambah penerbangan untuk membawa mereka ke tanah air. Makanya saya juga senang sudah mendapatkan kabar bahwa Lion Air akan terbang ke Manado, semoga akan banyak maskapai direct flight yang datang ke tanah air,” tegasnya. (*/dnl)