PEKANBARU - Mungkin tidak banyak yang tahu ketokohan ulama Haji Khalil bin Haji Abdussamad dari kawasan Mandah dan Indragiri Hilir pada umumnya. Upaya menyebarkan Islam di daerah kekuasaan Amir dalam kerajaan Riau Bintan sangat besar pengaruhnya sampai saat ini. Haji Khalil dilahirkan di Kampung Pulau, Rengat pada 24 Jumadil Awal tahun 1313 H atau 1896 M. Pada usia 8 tahun, Ia dibawa kedua orangtuanya tinggal di Makkah Al Mukarramah tepatnya di kampung Qararah lebih kurang 17 tahun.

Selama di sana, Haji Khalil banyak mendapatkan pendidikan agama dan berbagai bidang ilmu pengetahuan dengan sejumlah tokoh ulama besar Makkah dan ada juga guru-guru yang berasal dari Indonesia.

Setelah berumur 25 tahun dengan bekal ilmu yang dirasa cukup mapan, Haji Khalil berniat kembali ke tanah air. Sebelum sampai ke kampung asalnya, dia sempat singgah ke Singapura mengabdi sebagai guru agama di Madrasah Al Juned di daerah itu.

Pada tanggal 19 Zulhijjah 1339 H, Haji Khalil berhasil menuntaskan karya tulisnya berupa kitab utama Khatam Alquran yang mendapat pengakuan ulama-ulama besar di Singapura dan disahkan pada 26 Safar 1340 H melalui cap Haji Abdurrahman bin Haji Abdul Aziz di 39 Basra Sekretariat Singapura.

Lebih dari dua tahun mengasuh di Madrasah Al Juned, Haji Khalil bin Haji Abdussamad akhirnya sampai juga ke tanah air dan menetap di Kampung Nagiri di Mandah. Mulai menyebarkan ajaran ilmu tauhid. Kembalinya Haji Khalil disambut baik keluarga dan penduduk di kawasan itu. Murid-muridnya menyebar mulai dari Mandah, Igal, Gaung, Guntung dan wilayah Indragiri lainnya.

Selain sebagai tokoh agama, Haji Khalil juga amat dikenal sebagai pemimpin Laskar Fisabilillah untuk mengusir penjajahan Belanda pada waktu itu di semenanjung Indragiri bagian utara terutama di Mandah itu sendiri.

Imam Haji Khalil Abdussamad meninggal dunia pada usia yang ke-63 tahun bertepatan 17 Ramadhan 1379 atau 15 Maret 1960 di tempat peristirahatan terakhirnya Kampung Nagiri Khairiah Mandah. ***