PEKANBARU - Seperti yang banyak dikisahkan, di mana buah Kurma disebut-sebut makanan kesukaan Nabi Muhammad SAW, apalagi saat berbuka puasa. Bahkan selama ribuan tahun Kurma sudah menjadi makanan pokok di Timur Tengah dan tumbuh dengan subur, lantaran ditunjang kondisi tanah dan iklimnya yang mendukung.

Banyak orang berpendapat kalau Kurma sulit berbuah bila ditanam selain di daerah arab. Namun tidak begitu dengan apa yang dialami Muhammad Husein Yusak. Gara-gara sekotak Kurma Tunisia yang dibelinya di supermarket, buah kesukaan nabi itu pun sekarang mekar di halaman Masjid Nurul Iman, di Kelurahan Rejosari, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru, Provinsi Riau.

Pria yang akrab disapa Pak Husein ini menceritakan, ketertarikannya kepada Kurma bermula pada 2005 lalu, saat ia berangkat ke tanah suci. Di situ ia sempat memungut beberapa biji Kurma untuk dibawa pulang ke Pekanbaru dengan maksud untuk ditanam. Walhasil, keisengan Pak Husein membuahkan hasil dan benih itu tumbuh besar di halaman rumahnya, sampai sekarang.

"Tapi ini mungkin pohon Kurma jantan, karena nggak berbuah. Dulu saya bawa dari Makkah bijinya dan saya semai. Ketika tunas muncul saya pindahkan kepolibek sampai sebesar ini sekarang," buka Husein saat ditemuiGoRiau.com di rumahnya, Sabtu (11/6/2016) siang. Kini, Pak Husein punya empat pohon Kurma berukuran besar di pekarangannya.

Dari situ, sarjana Ekonomi jebolan UII Jogjakarta itu pun kian terobsesi. Sekitar tahun 2009, Pak Husein membeli sekotak Kurma asal Tunisia di sebuah supermarket di dekat rumahnya. Setelah dimakan, biji Kurma itu tidak ia buang, melainkan dibudidayakan. Lagi-lagi itu dipicu karena rasa penasarannya yang besar tentang buah seribu manfaat tersebut.

"Saya baca diinternet, ada orang Malaysia yang menulis kalau Kurma hidup dengan cara dikawinkan, katanya begitu. Saya penasaran, apa iya. Jadi saya mau coba dengan cara lain. Bijinya saya rendam 24 jam. Maksudnya ingin saya kecambahkan. Tahu-tahunya keluar (kecambah). Saya biarkan 10 hari baru disemai ke dalam polibek," kisahnya.

Dengan perawatan yang baik, biji-biji Kurma ini pun makin besar. Ketika itu Pak Husein tidak tahu mana pohon Kurma Jantan dan mana Pohon Kurma Betina. "Saya ambil delapan batang, saya tanam di halaman Masjid Nurul Iman (dekat rumah, red). Sisanya saya kembangkan di dalam pot di rumah," kata Pak Husein menceritakan.

Enam tahun setelah itu, tiba-tiba Pak Husein dikabari warga yang sedang bergotong royong di halaman Masjid, bahwa Kurma yang ia tanam ternyata sudah berbuah. "Tidak ada perawatan khusus, cuma sekali-kali dipupuk. Jadi saya dikasih tahu warga kalau salah satu pohon Kurma yang saya tanam berbuah. Saya sangat senang," ucapnya bersemangat.

Dari delapan pohon ini, satu diantaranya gagal hidup. Enam lainnya tumbuh namun tidak memiliki buah. Dan kini, hanya ada satu pohon yang tengah menghasilkan buah. "Kayaknya ini Pohon Kurma Betina. Satu-satunya yang berbuah. Pertama kali setelah enam tahun lebih. Coba lihat, ada empat rangkai. Mudah-mudahan buahnya masak," harap dia.

Tak ayal, keuletan dan keyakinan Pak Husein terbayarkan. Padahal sebelumnya warga sempat tak yakin kalau Kurma yang ia tanam bakalan hidup. "Banyak yang tak percaya. Kalau saya prinsipnya lebih baik dicoba. Sekarang lihat, ada satu pokok yang berbuah. Ini juga sudah ada yang ambil, katanya buat obat," kata Husein sambil memamerkan pohon Kurma setinggi orang dewasa itu.

Gara-gara Pohon Kurma berbuah ini, Masjid Nurul Iman pun kian indah dan dikenal banyak orang. Tak sedikit pula yang menginginkan pohon tersebut. "Banyak juga yang mau (ambil, red). Tapi saya ingin ini tumbuh di sini sampai nanti ada tunasnya. Jadi bisa ditanam lagi, sehingga banyak Pohon Kurma Betina," tutup dia.

Bagi anda yang penasaran, mungkin bisa datang dan berkunjung untuk membuktikan buah Kurma hasil kerja keras Pak Husein. Pohon itu berada paling ujung diantara jejeran lainnya di dekat pagar masjid. Mencari masjid ini juga tidak sulit, berada di Jalan Hangtuah Ujung, beberapa meter (sebelah kanan, red) sebelum simpang tiga BPG. ***