LHOKSUKON - Akibat terendam luapan air laut pasang purnama sejak sebulan terakhir, produksi garam di Kecamatan Lapang, Kabupaten Aceh Utara terhenti total.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Lapang, Hamdani mengungkapkan, dari 80 Hektar Area (Ha) lahan produksi garam di Kecamatan Lapang, 10 Ha diantaranya tergenang luapan air laut.

"Sudah sebulan petani garam di Lapang tidak ada aktivitas. Ada sekitar 10 hektar lahan produksi garam hingga saat ini masih masih terendam air laut," jelas Hamdani, kepada GoAceh, yang ditulis Jumat (10/6/2016).

Hamdani menuturkan, akibat kejadian ini petani garam harus menunggu luapan air laut mengering hingga membutuhkan waktu kurang lebih sebulan kedepan.

"Kita berharap segera ada penanggulangan. Sebab, sebagian besar penduduk miskin di kawasan Lapang menggantungkan hidup mereka pada mata pencaharian seperti ini. Jadi kalau ini dibiarkan terus terjadi, kita khawatir mereka terancam kelaparan," harap Hamdani.

Secara terpisah, Kasi Pengawasan dan Pengendalian Mutu, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Aceh Utara, Mukhlis mengatakan, pihaknya baru mendapat informasi menyangkut persoalan tersebut. Namun untuk wilayah Kecamatan Syamtalira Bayu dan Kecamatan Dewantara, ia memastikan hingga kini produksi garam berjalan lancar. Namun, harganya yang sedikit mengalami kenaikan.

"Dari harga biasa 4 ribu per bambu, kini naik jadi 5 ribu. Kemungkinan harga naik akibat produksi garam menurun," sebut Mukhlis.

Untuk itu, DKP akan membangun pemecah ombak, yang nantinya dibangun dengan jarak dua Km. namun yang sudah selesai dibangun baru 200 meter karena keterbatasan anggaran daerah," tutup Maksum Isa.