SIMEULUE – Pasca rapuhnya jembatan tua yang terbuat dari kayu glondongan, lima desa di wilayah administrasi Kecamatan Alafan, Simeulueterancam kesulitan mendapat kebutuhan sehari-hari.
Camat Alafan, Ranuddin mengatakan, jembatan yang memiliki panjang 12 meter yang berada di sungai Serafon sudah dibangun sejak 2012 lalu, namun karena dimakan usia jembatan tersebut sudah tak dapat dilalui oleh kendaraan umum.
“Tidak hanya tersendat arus transportasi pengangkut sembako, juga hasil bumi disana, tidak dapat dijual ke Sinabang, ibukota Kabupaten Simeulue dan ibukota Kecamatan Alafan,” terang Ranuddin, kepada GoAceh, Rabu (8/6/2016).
Dia mengaku sudah menyampaikan kondisi jembatan tersebut kepada Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Bupati dan Wakil Bupati Simeulu. Namun hingga kini tak diperbaiki. Padahal jembatan tersebut satu-satunya jalan penghubung ke lima desa.
"Sudah saya sampaikan kepada Dinas PU, pak Bupati dan pak Wabup, tapi belum juga diperbaiki jembatan itu, karena jembatan tersebut merupakan satu-satunya penghubung ke lima desa termasuk ke Kecamatan Simeulue Barat," kata Ranuddin.
Hal senada juga disampaikan warga kecamatan Alafan, dimana jembatan tersebut sangat diperlukan oleh masyarakat terlebih saat-saat Ramadan seperti saat ini. Sehingga jika tidak diperbaiki dipastikan memakan korban jiwa.
"Sebaiknya harus di percepat untuk diperbaiki jembatan itu, meskpun nantinya dibuat dari batang kayu, berapalah anggaran untuk membuatnya, sebelum ada yang kerban disana," tutup dia.
Rabu, 08 Jun 2016 22:50 WIB
Jembatan Rusak, Warga di Kecamatan Alafan Sulit Dapatkan Kebutuhan Sehari-hari
Jembatan darurat dan rapuh, di sungai Serafon, Kecamatan Alafan, yang tidak dapat dilalui kenderaan angkutan umum. Rabu (8/6/2016) [Adi Pulitzer]
Editor | : | Arif |
Kategori | : | Gonews Group, Peristiwa |