JAKARTA- MoU Kemenpar - Maskapai Emirates UAE betul-betul berlanjut. Senin, 6 Juni 2016, Country Manager Emirates Mr. Satish Sethi meninjau Lombok, dan melihat potensi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang diandalkan sebagai satu dari 10 Bali Baru itu.

Mereka terlihat serius, setelah didatangi Menpar Arief Yahya di booth Emirates lantai 3, di Arabian Travel Mart (ATM), di Dubai International Exhibition and Convention Center, 25-28 April 2016.

"Kami (Emirates) berterima kasih karena Kementerian Pariwisata Indonesia telah mengenalkan kami dengan Pulau Lombok yang indah ini. Emirates melihat branding Wonderful Indonesia telah mendunia. Kami semakin sadar, Indonesia bukan sekadar Jakarta atau Bali, tapi sekarang ada banyak destinasi lain yang indah, seperti Lombok," ungkap Sethi begitu menyaksikan beberapa spot pantai di Mandalika, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata yang sedang di genjot di Lombok.

Mr Satish Sethi ?disambut oleh Tim dari Kemenpar RI, diantaranya Asisten Deputi Pemasaran Mancanegara untuk Kawasan Timur Tengah, Nia Niscaya, Staf Ahli Bidang Aksesibilitas Robert D Waloni, dan Anggota Tim 10 Taufan Rahmadi. Mereka disambut Gubernur NTB, KH. Zainul Majdi yang fasih berbahasa Arab itu.

Dia menjelaskan, salah benefit Lombok yang bakal didarati Emirates adalah memperkenalkan Lombok ke berbagai destinasi penerbangan milik UAE itu. Emirates pasti akan mempromosokan Lombok di semua jalur penerbangan Emirates, agar mereka juga menggunakan maskapainya berpromosi.

"Kita harus bekerja sama di dalam mempromosikan Lombok. Bagi kami yang utama adalah keamanan dan kenyamanan bandara. Selanjutnya adalah faktor bisnis, segera setelah ini kami akan melakukan perhitungan bersama tim Emirates di Jakarta," tandas Sethi.

Sethi juga mengaku, setelah melihat Lombok, dia sangat terkesan. "Kami melihat Lombok sudah seperti worldwide popular city," ujarnya.

Namun ternyata Sethi juga mengaku terpukau, apalagi setelah dia diajak berkeliling ke kawasan Mandalika. "Menurut saya Mandalika adalah sungguh luar biasa, tidak banyak tempat di dunia yang seindah ini, terlebih di saat saya melihat paparan tentang pengembangan kawasannya yang membuat saya semakin kagum, ini benar-benar surga dunia," tutur Sethi. Sethi juga tak segan untuk mengungkap sejumlah hambatan yang harus dihadapi Emirates jika ingin membuka jalur penerbangan baru di Indonesia. "Ya, hambatan terbesar kami adalah traffic right atau air services agreement antara Indonesia dan UEA sudah habis. Itu yang harus segera kami urus, dan semoga bisa cepat tuntas," tegas Sethi.

Seperti diketahui, Kemenpar terus berupaya mendatangkan lebih banyak turis ke Indonesia. Salah satunya, bekerjasama dengan maskapai Emirates agar terbang ke Lombok di Agustus 2016 nanti. Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) kini menjadi salah satu destinasi favorit. Bukan saja untuk turis lokal tetapi juga untuk turis mancanegara. Untuk itu, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) ingin sekali menggandeng maskapai-maskapai terkenal mancanegara agar bisa membuka akses penerbangan langsung dari dan ke Lombok.

Salah satunya Kemenpar mengusahakan bulan Agustus, maskapai Emirates bisa mendarat di Bandara Internasional Lombok. "Emirates kami rencanakan pas summer di Agustus bisa mendarat di BIL (Bandara Internasional Lombok). Dan saya yakin antara Emirates dengan Lombok akan ada win win. Jadi nanti tidak saja itu Emirates akan menghubungkan Dubai ke Lombok tapi Lombok ke dunia. Karena Emirates ada channel lainnya. Karena Emirates ada 150 destinasi," kata Robert D Waloni, Tenaga Ahli Menteri Pariwisata bidang Aksesibilitas Udara.

Robert menambahkan, saat ini turis ke Bali tidak pasti tinggal di sana. Namun mereka juga pasti melanjutkan perjalanan ke mana-mana salah satunya ke Lombok, NTB. "Ke Bali sekarang ini yang terbang dari mana saja itu mereka tidak tinggal di Bali tapi kemana-mana. Kayak ke Lombok. Oleh karena itu sudah barang tentu kami bersyukur bahwa Pak Gubernur mau menerima kami," ucap Robert.

Sementara itu Gubernur NTB TGH Zainul Majdi menyambut baik kedatangan Emirates di Lombok. Dan TGH siap memberikan yang terbaik untuk kedatangan Emirates di Lombok. "Tentu pertemuan hari ini ada berkatnya karena ini bulan Ramadan. Tidak terlalu lama karena dalam waktu dekat Emirate akan mendarat di bandara Lombok. Tentu Emirates tak akan berjalan bila tidak ada kesepakatan di kedua belah pihak. Apa saja yang diharapkan dari kami, kami akan bantu. Apa yang harus benahi akan kita benahi," tutur TGH.

Menpar Arief Yahya berharap tindak lanjut MoU dengan Emirates itu segera diterjemahkan dalam level bisnis. "Dan terpenting, segeralah terbang, connect kan dengan maskapai lain yang cocok jamnya dan regulasinya. Perbanyak direct fligt, dan jangan terlalu lama melakukan FS untuk membuka penerbanga langsung ke Lombok," tandasnya.

Direct flights adalah bechmark yang paling simple. Misi menaikkan kapasitas angkut penumpang ke tanah itu berhasil dijalani dengan sukses setelah Sheikh Majid Al Mualla, Divisional Senior Vice President Commercial Operation, Badr Abbas, Senior Vice President Commercial Operation Far East, Zack Zainal Abidin, Divisional Vice President-Group Secretary, Khalid Bel Jaflah, Vice President Commercial Operation UAE and Oman, dan Manickam Jayaseelan, Regional Manager Commercial Operation Central West Asia and India Ocean.

Tak lama, langsung diseriusi dengan penandatanganan Letter of Intent, antara Emirates dan Kemenpar. Kesepahaman itu diteken di hadapan Menpar Arief Yahya oleh Badr Abbas, Senior Vice President Commercial Operation Far East dan Nia Niscaya, Asdep Pengembangan Pasar Eropa, Amerika, Timur Tengah dan Afrika. “Kami ingin menjalin kerjasama yang lebih erat, lebih intens, lebih serius dan saling menguntungkan,” jelas Arief Yahya di Lantai 3 Booth Emirates Airlines di ATM Dubai, UEA.

Menurut Arief, LoI itu adalah embrio untuk menuntaskan problem akses dan connectivity dari Timur tengah ke Indonesia. Emirates, maskapai terbaik ke-4 dunia itu sangat tertarik untuk mendaratkan pesawatnya secara regular ke empat bandara berstatus internasional itu. “Mereka menantang kita untuk membuka slot ke beberapa bandara itu. Kita tantang mereka juga untuk menerbangkan lebih banyak penumpang leisure ke Indonesia.(*/dnl)