JAKARTA- Menpar Arief Yahya semakin pede, promosi Wonderful Indonesia ke Negeri Kanguru Australia semakin memperlihatkan hasil yang signifikan. Data paling gress dari ABS (Australia Bureau of Statistics), bulan April 2016, sudah dirilis. Indonesia untuk kali pertama menjadi jawara destinasi outbond bagi masyarakat Australia.

Jumlah orang Australia yang piknik ke luar negeri paling banyak ke Indonesia. Jumlahnya 105.500 orang sebulan. Menyusul New Zealand atau Selandia Baru, yang selama bertahun-tahun tidak terkalahkan, dengan wisman 99.400 orang. Bulan Maret 2016, New Zealand yang image promosinya dikesankan sebagai ecotourism terhebat di muka bumi, dengan tag line "Pure New Zealand" itu masih di atas Indonesia.

Angka mereka masih 123.600 orang yang ke NZ, sebaliknya yang ke Indonesia hanya 97.300 orang. Tapi di bulan April 2016, situasi berubah, Indonesia naik, Selandia Baru turun. Indonesia naik dari 97.300 menjadi 105.500, atau meningkat 8.200 orang. Sebalinya NZ turun dari 123.600 menjadi 97.300, atau 26.300 orang.

"Pasti ini terkait dengan deregulasi bidang International Openess, terutama kebijakan Bebas Visa Kunjungan dari Australia," ungkap Menpar Arief Yanya.

Kampanye bebas Visa kunjungan itu dilakukan oleh Kemenpar bersama Kemenlu, baik yang di KBRI maupun KJRI di seluruh Australia. Wonderful Indonesia Festival sendiri sudah dilakukan di Sydney maupun Melbourne Australia. "Juga kami promosikan via media, televisi, Media cetak, digital dan below the line sepertk event itu," kata Arief Yahya.

Promosi pariwisata dengan tema Bebas Visa Kunjungan, cukup efektif menggaet pasar Autralia. Indonesia sudah 169 negara bebas Visa masuk, awalnya hanya 15 negara, lalu menjadi 45 negara dan ditambah menjai 90 negara. Terakhir ditambah lagi maksimal 169 negara. "International Openess ini sudah masuk dalam salah satu pilar yan dilihat oleh World Tour and Travel Competitiveness Index sebagai salah satu nilai ukur," lanjut Mantan Dirut PT Telkom ini.

Artinya, mengapa visa fasilitation itu menjadi poin penting? Dan dinilai oleh WEF dan WTTC sebagai salah satu cara untuk mendatangkan wisman lebih banyak. "Saya selalu menggunakan angka, tanpa angka-angka saya tidak bisa mengukur. Jika tidak bisa mengukur sebenarnya saya tidak bisa mengatur? Karena itu angka adalah hal terpenting dalam management. Angka itu juga harus dikeluarkan oleh lembaga kredibel, berstandar dunia," ungkap Arief Yahya.

Selain sial promosi dan visa fasilitation itu, Arief Yahya menyebut 10 Bali Baru juga magnit besar bagi wisatawan Australia. Apalagi 7 dari 10 top destinasi itu memang dikemas untuk wisata bahari. Diantaranya, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Mandalika, Wakatobi, Kepulauan Seribu dan Morotai. "Baharinya kuat-kuat," jelasnya.

Wisata bahari oleh Menpar Arief Yahya dibagi tiga besar. Pertama coastal zone atau wisata bentang pantai. Kedua, underwater atau wisata bawah laut. Ketiga, sea zone, wisata antar pulau yang biasa dilakukan dengan yacht, atau perahu pesiar. "Turis Australia suka dengan tantangan di tepi pantai, dengan ombak dan surfing. Kita punya banyak spot baru, dari Banyuwangi, Mentawai dan Nias," katanya.

Vincensus Jemadu, Asdep Asia Pacific menambahkan data itu terbaru, dan resmi dikeuarkan pemerintah Australia. "Untuk membandingkan data April dibandingkan dengan Maret digunakan Seasonally Adjusted Estimates ini artinya ada kenaikan yang disebabkan atas suatu inisiatif atau suatu kejadian di luar efek seasonal," kata Vincen. (*/dnl)