PADANG LAWAS - Di bulan Puasa Ramadhan 1437 Hijriah hari pertama, harga daging di Kabupaten Padang Lawas (Palas) merangkak naik. Seperti terpantau di Pasar Sibuhuan dan Ujungbatu yang juga kebetulan hari pekan, sempat ditawarkan pedagang mencapai harga Rp 150 per kilogram, namun sore hari turun lagi menjadi Rp 120 ribu.

Usai membeli daging sapi pagi harinya, banyak ibu-ibu yang mengomel, karena harga daging sapi terlalu meroket. "Masa sampai Rp 150 ribu. Padahal, katanya di televisi harus Rp 80 ribu ke bawah," kata Intan, seorang ibu rumah tangga kepada GoSumut, Senin (6/6/2016). 

Tentu saja, kata Intan, sangat tidak wajar tingginya kenaikan seperti itu. Benar-benar, pedagang tanpa kontrol, hingga menaikkan harga tinggi-tinggi. 

Ia sendiri mengaku tetap memaksakan diri membeli. Karena, sudah menjadi tradisi di keluarganya, puasa pertama dan nanti menjelang lebaran, akan menyediakan daging untuk lauk saat sahur dan berbuka puasa. 

"Memang, terlalu banyak tu pedagang ngambil untung," celotehnya. 

Sama juga dengan Hesti, seorang ibu rumah tangga yang datang jauh-jauh dari tran, satu komplek pemukiman transmigrasi di Palas. Katanya, tak mungkin pula karena harga daging naik, ia tak membeli dan tak menyantap daging lagi. 

"Udah jauh-jauh lagi dari trans datang ke sini. Tak mungkin tak beli. Tapi harganya benar-benar mahal," ungkapnya.

Terlihat tak sedikit warga yang mengurungkan niat membeli daging sapi. "Ayam, potong aja pun bisa," kata seorang ibu rumah tangga sambil berlalu. 

Namun, hal yang unik terlihat, menjelang sore, tiba-tiba harga daging turun kembali. Harga yang awalnya mencapai Rp 150 ribu, turun menjadi Rp 120 ribu. 

Terlihat pula, menjelang pukul 17.00 WIB, masih menumpuk stok daging di dua tempat penjualan daging di Pasar Ujungbatu. 

"Murah kok, cuma Rp 120 ribu," kata pedagang menawarkan kepada setiap pembeli. 

Ternyata, pengakuan pedagang, Boru Hasibuan, sengaja harga diturunkan karena turunnya minat pembeli. Tahun ini, dikatakannya, terasa kurang daya beli warga untuk daging. ***