JAKARTA- Promosi gencar yang digeber Kementerian Pariwisata ke daratan Tiongkok perlahan tapi pasti mulai terasa impact-nya di Bali. Dalam liburan pertengahan tahun ini Juni-Juli 2016 ini, sudah ada 10.500 turis dari Negeri Tirai Bambu yang bersiap-siap piknik dan menghidipkan Bali. Bandar Udara Internasional Ngurah Rai pun tengah bersiap menyambut tamu-tamu wisman dari China itu.

"Kami terus antisipasi semua lini. Yang sekarang sedang berjalan adalah turis Tiongkok sebanyak 10.500 orang, angkanya makin mendominasi," papar General Manajer PT Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Trikora Harjo, Jumat (3/5).

Menurut dia, kedatangan wisatawan dari Negeri Panda tu ditangani salah satu biro perjalanan. Wisatawan dari negeri Panda tersebut dijadwalkan menumpang maskapai penerbangan dengan jadwal reguler dan penerbangan carter atau tidak berjadwal. Selaku pengelola pintu masuk melalui udara di Bali, Trikora langsung meminta maskapai penerbangan dan instansi penanganan bagian darat serta instansi terkait lainnya mengantisipasi membludaknya kunjungan wisatawan. "Kami minta airline, groundhandling dan yang lain untuk antisipasi liburan sekaligus Bulan Puasa dan Lebaran," imbuhnya.

Terpisah, pengamat pariwisata Made Sudana menilai hal ini didorong oleh beragam kebijakan pemerintah yang pro pasar. Kebijakan bebas visa yang menyasar negara pusat turis antarbangsa seperti Tiongkok, Amerika Serikat, Australia dan sejumlah negara Eropa dinilai sangat pas untuk menjaring wisman ke Indonesia.

"Dampak untuk Bali langsung terasa. Setelah ada kebijakan Bebas Visa Kunjungan untuk 169 negara, wisatawan mancanegara yang berlibur ke Bali pada Januari - April 2016 tercatat mencapai 1,4 juta orang. Naik 16,77 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya 1,2 juta orang," paparnya.

Bagi Sudana, kondisi yang cukup menggembirakan itu, sesuai sasaran yang ditetapkan secara nasional oleh pemerintah pusat dalam tahun 2016 yang mematok penambahan kedatangan wisatawan mancanegara sebesar 16 persen. "Sekarang semua lini tinggal menambah pelayanan, keramahan, dan kenyamanan," pungkasnya.

Menpar Arief Yahya terus menggenjot kunjungan wisman asal China. Salah satunya dengan strategi menggandeng investor Tiongkok membangun amenitas di destinasi prioritas. "Kalau mereka bangun hotel, convention, resto dan sejenisnya, pasti mereka sendiri all out mencari costumers dan prlanggan yang efektif dari negerinya ke Indonesia," kata Arief Yahya.

Jumlah orang kaya di China sekarang besar sekali. Mereka outbond ke mana-mana, yang mereka rasa nyaman atau comfortable. "Kita dorong melalui investasi, agar mereka juga serius untuk mendatangkan wisman ke tanah airnya," ungkapnya. (*/dnl)