JAKARTA- Bukan hanya destinasi saja yang menjadi sorotan Menteri Pariwisata Ri Arief Yahya terhadap dunia wisata Provinsi Riau.

Dari soal nama iven juga menjadi sorotan mantan Dirut Telkom itu. Menurutnya, nama iven harus simple dan mudah diucapkan, apalagi didunia internasional.

"Orang bule itu susah ngucapin kata-kata atau bahasa tradisional kita. Kalau untuk wisata nama bisa saja diubah yang penting isi acaranya tetap sesuai tradisi yang ada, di Kabupaten Banyuwangi contohnya, ada beberapa iven yang awalnya memakai bahasa Jawa dan ribet diucapkan, setelah kita ubah malah ramai yang datang," ungkap Menpar Arief Yahya, Jumat (27/05/2016) malam saat launching Riau Menyapa Dunia di Kemenpar Ri Jakarta.

Hal tersebut ia ungkapkan agar Pemerintah Provinsi Riau dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengubah nama iven Festival Bakudo Bono menjadi Fetival Bono. "Ya saya rasa dengan nama Festival Bono, orang sudah ingat dan mudah diucapkan. Lagian namanya juga tidak jauh berbeda tetap mengedepankan nama Bono disini," ujarnya.

Satu lagi kata Menpar, di Australia maupun di Eropa, para turis tidak mengenal yang namanya Festival Bakudo Bono. "Meraka taunya ya Bono, paling juga Seven Ghost alis tujuh hantu sesuai julukan Bono disana," tukasnya.

Dari perkataan menteri ini, sepertinya Arief Yahya memberi signal secara tidak langsung, agar Bono inilah yang dipilih Pemprov Riau untuk dijadikan Destinasi Wisata unggulan di Riau. ***