JAKARTA- Banyuwangi Underwater Festival ‎resmi dibuka di Zona Perlindungan Bersama (ZPB) Bangsring Underwater, Banyuwangi‎ pada Sabtu (21/5) kemarin. Alam bawah lautnya pun memukau banyak traveler.

Eksotisme wisata bawah laut di Bangsring Underwater memang memukau. Terumbu karang yang masih alami dan beberapa terumbu karang buatan tumbuh indah di pesisir selat Bali ini. 

Bahkan ikan-ikan hias berwarna-warni yang dulu 'hilang?', kini berenang bebas menjadi tontonan menarik bagi wisatawan yang diving ataupun snoorkling. Di sini, pengunjung bisa memberi makan ikan dengan remahan roti.

"Kalau dulu orang ingin mendapatkan uang di sini mengambil ikan dengan merusak terumbu karang. Sekarang malah memberi makan ikan, sementara ikannya dibiarkan hidup. Pariwisata memang bisa merubah budaya dan menjadi daya tarik," ujar Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, usai membuka Festival Underwater, Sabtu (21/5/2016).

Bupati Anas memang terkesima dengan ?wisata prakarsa dari para nelayan Desa Bangsring. Saat pembukaan Festival Underwater tadi, Bupati Anas sempat memberi makan ikan dengan remahan roti. Wah unik.

"Saya harapkan ada kegiatan nelayan lain seperti ini. Kita akan support dan bantu promosikan," pungkasnya.

Tak hanya itu, ?rumah apung dan kerambah apung menjadi tempat pengunjung bersantai ditengah laut. Bahkan jika ingin mencoba tes adrenalin, bisa berenang dengan hiu di keramba apung tersebut. Hiu-hiu itu diselamatkan nelayan saat terjerat jaring nelayan. Setelah tumbuh besar, hiu-hiu tersebut dilepaskan kembali. 

Sementara itu, Kepala Seksi Wisata Bahari dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Agus Widayanto mengaku bangga atas inisitif masyarakat Bangsring dalam peran sertanya menjaga ekosistem bawah laut.

“Dibanding tempat lain, di Bangsring ini memiliki keunggulan tersendiri. Keterlibatan masyarakat secara luas dalam kegiatan seperti ini bisa menjadi media yang baik untuk mengajak semuanya berpartisipasi menjaga ekosistem laut,” tutur Agus.

Untuk itu, Kementrian Kelautan dan Perikanan berencana menambah beberapa sarana dan prasarana untuk menunjang konservasi yang dilakukan nelayan Bangsring.

"Akan kita tambah rumah apung, kerambah dan alat diving," pungkasnya.

Banyuwangi Underwater Festival yang pertama kalinya digelar dalam rangkaian Banyuwangi Festival berlangsung meriah dan spesial. Festival Underwater dibuka dengan upacara bendera bawah laut.

Sebanyak 42 penyelam dari berbagai kalangan mulai menceburkan diri di perairan Bangsring. Mereka bersiap-siap melakukan pengibaran Merah Putih di kedalaman 10 meter. Bertindak sebagai inspektur upacara Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut Letkol Laut (P) Wahyu Endriawan, puluhan penyelam kemudian membentuk formasi upacara.

Upacara yang berlangsung selama 20 menit tersebut, berhasil mengibarkan Sang Saka. 

“Semuanya berjalan lancar dan bagus,” papar Letkol (Laut) Wahyu seusai upacara.

Para Penyelam yang mengikuti upacara bendera sendiri terdiri dari berbagai unsur. Selain dari Persatuan Olahraga Selam Indonesia (POSI) Banyuwangi, upacara tersebut juga diikuti oleh kelompok nelayan, TNI Angkatan Laut, PNS, dan awak media.

Festival alam bawah laut bukan sekedar mempromosikan wisata, festival ini sekaligus sebagai kampanye konservasi ekosistem laut. Dimana laut dikelola agar memberikan manfaat secara ekonomis bagi nelayan sekaligus menjaga kelestarian ekosistem didalamnya.

Zona Perlindungan Bersama (ZPB) Bangsring, sendiri saat ini telah ditetapkan sebagai area konservasi. Dulu kawasan ini ekosistemnya lautnya telah rusak. Ikan berkurang dan karang-karang hancur. Sejak tahun 2008, salah satu pemuda di sana Ikhwan Arief memelopori penanaman terumbu karang di perairan Bangsring tersebut.

Hasilnya, ekosistem di pantai Bangsring mulai pulih. Terumbu karang mulai tumbuh, dan menjadi tempat berkembang biak ikan.

Banyuwangi Underwater Festival yang dilaksanakan selama dua hari tersebut, tidak hanya diisi dengan upacara bendera. Sebanyak 58 nelayan Bangsring akan memecahkan rekor MURI (Museum Rekor Republik Indonesia) dengan menyelam selam 28 jam secara estafet. 

Di tepi pantai, siang itu juga diisi marine education kepada 250 anak-anak TK se-kecamatan Wongsorejo, serta kampanye Gerakan Suka Makan Ikan juga turut memeriahkan Festival Underwater tersebut. (*/dnl)