PEKANBARU - Sejak dilaporkan tertangkap atas dugaan pemerasan terhadap nelayan Malaysia pada 28 April 2016 kemarin, oknum polisi air Polda Riau serta tiga warga sipil, sampai kini masih menjalani pemeriksaan oleh pihak APMM (Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia). Itu dibenarkan Kapolda Riau, Brigjen Supriyanto saat berbicang dengan GoRiau.com. "Masih di sana (Malaysia). Kita masih berkoordinasi dan Divisi Intel Mabes Polri juga sudah memprosesnya. Ada batasan waktu dan tidak bisa cepat-cepat," ungkap Supriyanto.

Kapolda memastikan kalau kondisi empat orang itu masih baik. Pihak keamanan Malaysia juga terus mendalami keterangan oknum Polair dan tiga warga sipil ini terkait dugaan pemerasan yang mereka lakukan terhadap nelayan, di wilayah perairan Negara Malaysia. "Kita monitor terus," sambungnya singkat.

Selain itu, pihak Mabes Polri juga dikabarkan sudah memeriksa beberapa anggota Polair Polda Riau yang bertugas ketika itu. Ini dibenarkan Kabid Humas, AKBP Guntur Aryo Tejo. "Ya, untuk klarifikasi. Minggu kemarin dilakukan. Kita kan dalami dulu," jawabnya kepada GoRiau.com.

Diberitakan sebelumnya, oknum Polair berpangkat Brigadir berinisial Rk ditangkap APMM (Malaysia) bersama tiga warga sipil di perairan Malaysia. Dari tangan mereka petugas keamanan Malaysia mendapati senjata api laras panjang dan uang Ringgit bernilai cukup fantastis.

APMM menuding kalau Rk dan teman-temannya telah memeras sejumlah nelayan Malaysia. Sementara Kapolda Riau menyebutkan bahwa saat itu pihaknya tengah melakukan penyelidikan terkait aktivitas ilegal fishing. Namun sayangnya, kegiatan itu tidak menggunakan Kapal resmi polisi, melainkan kapal nelayan.

Brigjen Supriyanto menyebutkan jika aktivitas patroli mereka kala itu sudah diketahui atasannya. Sempat waktu itu tiga warga sipil yang turut diamankan ini dituding sebagai anggota AL, lantaran ketika diamankan, beredar foto mereka sedang memakai kostum dan atribut TNI.

Namun itu terbantahkan, karena ternyata mereka tidak tercatat sebagai anggota TNI. ***