JAKARTA- Ajang Indonesia Culinary Fair 2016 'The Taste of Indonesia' di Shinagawa Prince Hotel, Shinagawa, Tokyo, Jepang, bakal menjadi momentum untuk mengetuk pintu pasar wisman Jepang. Acara yang digelar pada 16 Mei -16 Juni mendatang itu sekaligus menancapkan brand Wonderful Indonesia di publik Negeri Sakura.

Kegiatan yang akan dihadiri oleh chef kondang William Wongso ini adalah upaya promosi Indonesia dalam bidang kuliner. "Kuliner itu menghabiskan 30-40 persen rata-rata turis yang datang ke Indonesia. Sisanya, hotel, airlines dan souvenir," kata Menpar Arief Yahya.

Itu sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk mempertajam diplomasi kuliner Indonesia yang semakin meningkat sejak dua tahun terakhir di Jepang. Nah, di sela ajang itu, tepatnya pada 16 hingga 18 Mei, Kementerian Pariwisata akan menggeber Promosi Kuliner Wonderful Indonesia.

Ada tiga target yang ingin dituju dari keseluruhan kegiatan ini. Pertama yakni target jangka pendek; memperkenalkan keanekaragaman rasa Indonesia dan mempopulerkan beberapa menu sehat andalan Indonesia (signature dishes). Kemudian target jangka menengah, yaitu meningkatkan keberadaan restoran Indonsia di Jepang, masuknya menu Indonesia yang sehat dan hahal-friendly di berbagai chain restaurant, family restaurant dan hotel-hotel, serta meningkatkan jumlah wisatawan Jepang ke Indonesia.

Ketiga adalah target jangka panjang. Dengan ajang ini target yang dibidik adalah masuknya tenaga kerja Indonesia sektor kuliner (chef dan koki) untuk bekerja di berbagai restoran dan hotel di Jepang, sekaligus memperkenalkan teknik memasak masakan halal Indonesia, memasukkan menu Indonesia dalam kurikulum mata kuliah di institusi/sekolah kuliner di Jepang.

"Jepang merupakan salah satu pasar utama, peringkat kelima dalam peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Oleh karena itu, kementerian pariwisata tak menyia-nyiakan semua upaya promosi pariwisata Indonesia," kata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar, I Gde Pitana, Kamis (12/5).

Salah satu dukungan dari Kemenpar pada kegiatan ini adalah beragam atraksi kesenian seperti pertunjukan tarian dan musik tradisional seperti sasando. "Kemenpar juga melihat dari sudut lain, bahwa ada kesempatan buat Indonesia untuk mengambil fair market share dalam hal penetrasi komoditi kuliner Indonesia. Kuliner adalah karya budaya yang sudah ratusan tahun turun-temurun," ujar I Gde Pitana meneruskan kata-kata Menpar Arief Yahya.

Ya, kesempatan itu datang dilatari fakta bahwa saat ini Pemerintah Jepang sendiri sedang menggalakkan keberagaman kuliner mancanegara, termasuk halal friendly food guna mengantisipasi kehadiran wisatawan dari negara-negara yang berpenduduk muslim.

Pada tahun 2020, Jepang mengantisipasi kedatangan 30 juta wisatawan dari seluruh dunia. Enam sampai delapan juta pengunjung tersebut, atau 20% dari 30 juta wisatawan adalah muslim. Karena itu Jepang pun menggalakkan moslem friendly food.

"Ini juga kesempatan Indonesia untuk mempromosikan beragam produk makanan dan bahan makanan, termasuk bumbu-bumbu masakan Indonesia. Maka kunci utamanya adalah kontinuitas dan kualitas promosi produk Indonesia itu sendiri," tutur I Gde Pitana. (*/dnl)