JAKARTA- Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Lesung, Banten tidak berbeda dengan objek wisata lain di tanah air. Penuh, sesak, ramai dan hampir semua hotel fully book, sampai 100 persen terisi. Sebagian besar, dipadati mobil-mobil pelat "B" yang ingin menjajal seberapa bagus akses menuju kawasan pariwisata yang 2018 nanti sudah punya tol dari Serang-Panimbang itu.

Pantas saja, dari Anyer sampai Pantai Carita tidak sanggup menampung luapan lalulintas dari ibu kota. Begitupun dari Carita ke Tanjung Lesung, padat merayap susul menyusul, yang di media sosial sering diplesetkan dengan istilah "pemersusu" itu.

Menurut Ida Irawati, Tim Percepatan 10 Destinasi Kemenpar yang ditugaskan mengawal Tanjung Lesung itu, suasana liburan kali ini memang beda. Lebih bergairah, lebih menyenangkan, sekalipun masih ada kekurangan sana sini.

"Di KEK Tanjung Lesung sendiri ada activity : French Boyscout Camp, 30 April - 8 Mei 2016. Namanya kids program back to nature, anak-anak kecil wisman yang bermain di alam tropis, dengan sawah, camping, hutan, lengkap dengan suasana alamny," kata Ida, yang menjelaskan cuaca cerah, bagus dan menyenangkan.

Ida juga melaporkan, tempat ziarah di Caringin juga ramai sejak 4 Mei, beberapa rumah penduduk, tanpa papan nama homestay, juga disewa tamu. "Karena memang sudah tidak nampung lagi, hotel kami juga full 100 persen terisi," kata Widi, GM Tanjung Lesung Beach Hotel. Dia merasakan, selama ini long week end itu biasa saja, orang berwisata, tapi kali ini orang berwisata semua! Ini yang industri harus lari dan ngebut, mengejar kecepatan perkembangan sektor pariwisata.

Menpar Arief Yahya berharap akses tol Serang-Panimbang itu segera terealisasi. Dengan selesainya akses itu sendiri, industri di Tanjung Lesung sudah pasti akan hidup dan berkembang sendiri. KEK-nya nanti tinggal mengatur, agar kawasan itu semakin baik, tertata dan menjadi kekuatan pariwisata nasional.

"Jadi orang Jakarta punya pilihan di 4 penjuru. Bisa ke Tanjung Lesung arah barat, bisa ke Pulau Seribu arah Utara, bisa ke Bogor, Puncak, sampai ke Bandung ke Timur dan Selatan. Pariwisata kita akan semakin punya akses yang lancar," kata Arief Yahya.

Seperti diketahui, akses adalah syarat mutlak sebuah destinasi wisata itu dibangun. Tiga A, selain akses, dua A yang lain yang penting adalah Atraksi dan Amenitas. Kalau modal atraksi sudah punya, alam dan budaya? Akses sudah disiapkan pemerintah? Maka sektor swasta yang akan mengembangkan amenitas, seperti hotel, resto, cafe, convetion, transportasi lokal, mal, dan sarana pendukung lainnya. "Business lead, goverment support!" sebutnya. (*/dnl)