BUKITTINGGI - Tindakan kekerasan kembali dilakukan oleh salah seorang anggota Satlantas Polres Bukittinggi berpangkat Ipda yang juga merupakan Kanit Patroli berinisial GN terhadap seorang pelajar bernama Amal Yasid (16) di kawasan obyek wisata Taman Panorama dan Lubang Jepang, Bukittinggi, Jumat 6 Mei 2016, sekitar pukul 17.00 WIB.

Kronologis kejadiannya berawal saat korban Amal Yasid siswa kelas X SMAP Bukittinggi yang tengah mengisi waktu liburnya dengan bekerja menjadi tukang parkir, tengah memarkir kendaraan di depan kawasan Taman Panorama Lubang Jepang.

Saat pemukulan itu terjadi, diduga Kanit Patroli GN salah paham terhadap korban. Kanit Lantas tersebut mengira korban Amal Yasid adalah pelaku pelanggar aturan lalu lintas karena tidak memakai helm.

" Sebelum dipukuli, menurut pengakuan Amal Yasid yang didampingi orang tuanya Idris Sanur, dia juga telah berupaya menjelaskan pada Polantas tersebut, namun penjelasan saya tidak digubris dan tetap memukul saya di bagian perut dan dada, " ungkapnya.

Menurut salah seorang saksi mata yang melihat langsung peristiwa itu terjadi Magdalena (60) mengatakan, saya melihat langsung pemukulan itu, dan saya tidak enak hati melihat anak itu dipukuli oleh polisi. Sebaiknya, jika memang ada masalah diselesaikan dengan cara baik-baik, tidak dengan cara kekerasan begitu. Apalagi kekerasan itu terjadi di depan khalayak ramai, tukasnya.

Sementara itu, orangtua korban Idris Sanur mengatakan pada media bahwa dia berharap polisi mau memproses peristiwa yang menimpa anaknya, agar kejadian serupa tidak terulang kembali, cetusnya.

Kasat Lantas Polres Bukittinggi AKP Rio Sigal Hasibuan yang dihubungi GoSumbar membenarkan kejadian pemukulan karena kesalahpahaman itu, dan dirinya juga mengaku telah mengupayakan langkah perdamaian. Dia berharap agar peristiwa tersebut bisa diselesaikan secara kekeluargaan saja.(**)