BATANG, JATENG- Menjadi pejabat publik tak mungkin rasanya kalau sampai warganya yang dipimpin tidak mengenali sosok pimpinanya. Tapi kejadian yang dialami Yoyok Riyo Sudibyo, sang Bupati Batang Jawa Tengah ini benar-benar nyata.

Sudah menjadi kebiasaan Yoyok, ketika melakukan kunjungan ke rumah-rumah warga, selalu berpakaian seadanya alias tidak memakai seragam kebesaran. Kejadian unik sering terjadi, salah satunya ketika Bupati Yoyok blusukan memberikan bantuan ke warga Desa Wonokerto.

"Saat itu saya mengunjungi keluarga pak Ramadhan yang memiliki kekurangan fisik. Bukan cuma bapaknya, ternyata anaknya juga penyandang cacat, ya meskipun saya tidak bisa membantu semua warga, saya tetap berusaha mencari informasi siapa saja yang benar-benar membutuhkan. Nah disitulah saya sudah panjang lebar ngobrol sama warga la.. ternyata mereka tidak tau kalau saya Bupati," cerita Yoyok kepada GoNews Group, Senin (02/05/2016).

Bahkan saat itu kata yoyok, kebetulan diikuti salah satu wartawan televisi swasta dari Jakarta. "Saat itu ya saya cuma tersenyum saja, sampean ki kepriye wis ngomong awit mau karo nyon, ora genah aku bupati?, (anda ini sudah ngomong panjang lebar dengan saya, tapi tidak tau kalau saya bupati)," cerita Yoyok dengan bahasa Jawa khas Batang.

Masih menurut Yoyok, dia juga mengalami hal yang sama, ketika melakukan tugas di Jakarta. Saat itu Yoyok masuk ke perpustakaan The Indonesian Institute, di lantai 7 Gedung Pakarti Center, Tanah Abang, Jakarta. Dia menyapa resepsionis di depan pintu masuk perpustakaan.

"Ketika saya masuk, resepsionisnya nanya sama saya, maaf anda siapa dan dari mana, pak? sambil nyodorin kertas yang harus diisi oleh peserta acara diskusi saat itu. Saya jawab ya saya Yoyok,” kata Yoyok sambil sesekali mengingat kejadian lucu tersebut.

Setelah beberapa saat, barulah si resepsionis tersadar, dia berhadapan dengan Bupati Batang, Yoyok Riyo Sudibyo yang juga peraih Bung Hatta Anti-Corruption Award 2015.

Penampilan Yoyok memang tidak menyolok, tanpa kawalan maupun juga aksesoris mewah di tubuhnya.

Saat itu dia hanya mengenakan batik bermotif lengan panjang dan celana berbahan denim.Tidak dikenal sebagai bupati, cerita Yoyok, sudah biasa baginya. Bahkan pernah, saat dia datang ke Kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Yoyok disuruh menunggu di luar gedung untuk mengadu.

"Wajah saya memang bukan wajah bupati. Sampai lama, saya bilang mau ketemu komisioner Komnas HAM. Saya bilang kalau saya Bupati Batang. Itu (mereka) sempat nggak percaya," pungkasnya. ***