JAKARTA- Dua atlet Rowing Indonesia, Memo dan Dewi Yuliawati berhasil memenuhi ambisinya dengan memastikan tiket ke Olimpiade Rio de Jeneiro 2016. Kepastian itu diraih setelah Memo dan Dewi menembus babak final nomor Single Sculls putra (M1X) dan putri (W1X) pada Kejuaraan Dayung Asia-Oceania yang sekaligus babak kualifikasi Olimpiade Rio de Jeneiro 2016 di Chung-Ju, Korea Selatan, Minggu (24/4/2016).

Dalam perlombaan babak penyisihan terakhir, Memo dan Dewi sama-sama menempati posisi ketiga. Hasil itu sekaligus mencatat nama Memo dan Dewi sebagai peserta Olimpiade Rio de Jeneiro. 

"Memo dan Dewi telah mencetak sejarah bagi Rowing Indonesia. Kini, Memo tercatat sebagai atlet rowing pertama putra yang lolos kualifikasi Olimpiade dan Dewi sebagai atlet rowing putri kedua setelah Perte Caroba dari Papua yang tampil di Olimpiade Athena 2004," kata Manajer Tim Dayung Indonesia, Edy Suyono melalui WhatsApp, kemarin. 

"Terus terang, perahu saya sempat kurang laju karena pengaruh angin kencang datang dari depan. Tetapi, saya senang kerja keras selama ini telah membuahkan hasil dengan meraih tiket ke Olimpiade Rio de Jeneiro 2016," kata Memo. 

"Ya, saya juga senang bisa lolos ke Olimpiade 2016. Hasil ini sudah maksimal apalagi saya sempat mengalami gangguan tenggorokan karena pengaruh cuaca," kata Dewi.  Di final Senin (25/4/2016), Memo akan bersaing dengan atlet Irak, Thailand, Kazakhstan, Korea, dan India. 

Memo juga berjanji, akan berusaha tampil lepas dan sekuat tenaga untuk mempersembahkan medali pada Merah Putih. Sedangkan Dewi bersaing dengan atlet Kazakhstan, Vietnam, Taipei, Korea Selatan, dan Iran.

"Saya ingin mengulang sejarah sukses tahun lalu dimana saya meraih perak pada Kejuaraan Dayung Asia di Beijing, China 2015," kata Dewi yang masih dalam tahap pemulihan cidera tahun lalu. 

Keberhasilan Memo yang merupakan atlet DKI Jakarta dan Dewi dari Maluku itu, kata Edy, melalui proses yang cukup panjang. Mereka merupakan atlet yang dijaring melalui Talent Hunting Project PB PODSI. Dan, keduanya juga telah menjalani prpgram latihan pelatnas selama dua tahun yang mendapat dukungan dari Satlak Prima. 

"Memo dan Dewi merupakan hasil talent identification PB PODSI. Jadi, mereka bisa menjadi juara karena diciptakan (by design)," jelasnya. 

Dengan keberhasilan itu, Edy berharap ke depan, pemerintah memobilisasi program Talent Hunting Project yang dilakukan PB PODSI secara nasional agar bisa mendapatkan atlet yang benar-benar memenuhi persyaratan juara.  Meski sudah meloloskan Memo dan Dewi, Tim Dayung Indonesia masih berpeluang menambah jumlah atlet yang tampil di Rio de Jeneiro.

"Peluang kita masih ada di kelas LM2X atas nama Tanzil dan Ihram. Kalau mereka bisa menembus posisi ketiga dalam pertandingan final, Senin (25/4) maka mereka akan mendapatkan tiket ke Rio de Jeneiro," katanya. (**/dnl)