SAWAHLUNTO - Ribuan pekerja tambang batubara terancam dirumahkan, akibat belum adanya kesepakatan antara PLTU Ombilin di Sawahlunto dengan perusahaan tambang lokal di sana. Pemerintah Kota Sawahlunto mendesak PLTU Sektor Ombilin untuk segera membeli pasokan batu bara dari perusahaan pertambangan lokal.

Desakan itu akan dilakukan dengan melayangkan surat ke pihak PT PLN (Persero), agar segera melakukan kontrak pembelian dengan perusahaan lokal. Bagi Pemerintah Sawahlunto, pembelian batubara dari perusahaan lokal oleh PLTU Ombilin memiliki arti penting. Pasalnya, ribuan pekerja menggantungkan hidup dari produk tambang tersebut.

Semenjak awal tahun 2016, dari 13 IUP batu bara yang berada di Sawahlunto, belum satupun yang mendapatkan kontrak dari perusahaan yang memproduksi listrik berkekuatan 200 megawatt itu.

Menurut Ali Yusuf, jika pun PLTU Ombilin atau PLN belum bisa melakukan kontrak pem¬belian untuk satu tahun, setidaknya dapat melakukan pembelian spot atau pembelian untuk sementara.

Kapasitas pemerintah dalam persoalan ini, ujarnya, sebagai mediator perusahaan pertam¬bangan lokal dengan PLTU Sek¬tor Ombilin. Perusahaan pertambangan lokal dalam beraktifitas memiliki tenaga tenaga kerja yang tidak sedikit.

Kondisi karyawan di perusa¬haan tambang batu bara yang ada di Kota Sawahlunto sudah mulai gelisah. Pasalnya, ada perusahaan yang semenjak Januari 2016, hingga saat ini belum bisa mem-bayarkan gaji karyawannya.

Direktur CV. Bara Mitra Kencana, H. Jhon Reflita mengungkapkan, belum adanya transaksi antara perusahaan tambang dengan pihak PLTU Sektor Ombiln, tidak terlepas dari permasalahan harga batubara lokal, yang lebih murah ketimbang batu bara dari luar Sawahlunto.

Harga batubara dari luar Sawahlunto, dengan kalori 5200 Gar, dihargai Rp659 ribu per satu ton. Sedangkan batubara lokal dengan kalori yang lebih baik, malah hanya dibanderol Rp632 ribu per satu tonnya.

“Harga yang dipasang PLN tidak cocok. Batu bara dengan kualitas bagus dengan kalori yang lebih tinggi, malah dibaderol lebih murah ketimbang batubara luar Sawahlunto yang kalorinya lebih rendah,” ujar Jhon.

Jhon Reflita sendiri, jika tidak mendapatkan solusi terkait penjualan batubara serta harga di PLTU Ombilin, berencana akan merumahkan 500 pekerja.
Sementara itu, berembus kabar di tengah karyawan tambang, jika tidak ada solusi dalam penjualan pasokan batubara ke PLTU Sektor Ombilin, akan melakukan demonstrasi ke PLTU Ombilin, Balaikota Sawahlunto, dan DPRD Sawahlunto, dilansir dari sawahluntokota.go.id, Minggu (17/4/2016). (humas)