JAKARTA- Hiruk pikuk gedung The Grand Theater of Anhui di Kota Hefei, China Timur, Sabtu malam itu, 16 April 2016 terdengar sampai di perempatan Huizhou Avenue dan Wuhu Road. Terutama saat Suryani menyudahi lagu-lagu Batak dengan ending nada suara tinggi melengking panjang, dalam pentas Wonderful Indonesia Night 2016.

Tarikan nafasnya sangat panjang, dan diujung suara tingginya itu masih bisa meliuk-liuk bergelombang. Wow, sulit terbayangkan oleh audience yang hampir memadati gedung kesenian berkapasitas 1.631 tempat duduk lipat itu.

Suhu di luar yang sedang nge-drop, hingga 11 derajad Celcius, dan udara berkabut pekat pun seolah tersingkap oleh kehangatan pentas “persaudaraan” antara Indonesia-Tiongkok itu. Terlebih, ketika audience dengan cepat bisa bermusik angklung bersama-sama, belajar cepat dipandu Ikreasindo asal Bandung itu. Campuran antara tepuk tangan dan teriakan suka cita seolah memecah kebekuan malam itu.

Gedung yang dibangun megah sejak 1986 itu menjadi penanda sukses Malam Wonderful Indonesia. Menpar Arief Yahya cukup puas dengan penampilan anak-anak Indonesia itu cukup mengundang perhatian pasar utama, Tiongkok. Memang masih ada satu dua yang belum sempurna, tetapi dalam adat Batak itu, ada istilah “Tak ada pesta yang sempurna".

"Selalu ada satu dua ganjalan hati yang membuat sukses itu tidak bulat. Tapi ini awal yang bagus, ke depan diperbaiki lagi, agar kelak event dengan brand Wonderful Indonesia itu selalu sempurna, ditunggu-tunggu, atau bahkan di kapasitas yang lebih besar,” kata Menpar Arief Yahya.

Dalam sambutan singkatnya, Arief Yahya menegaskan kembali, diplomasi bilateral Indonesia-Tiongkok, yang telah terjalin sejak 13 April 1950 itu terjaga dengan baik. Saat ini sudah memasuki usia ke-66 tahun. Lebih jauh ke belakang lagi, 611 tahun yang lalu, Laksamana Cheng Ho, memimpin muhibah pelayaran “Maritime Silk Road" dan menjadi cikal bakal hubungan baik Indonesia-Tiongkok.

“Itu lembaran sejarah interaksi yang bisa ditelurusi,” kata Arief yang didampingi Asdep Asia Pacific dan India, Vincensus Jamedu.

Ditambah lagi pada tahun 2013, saat pemerintah Tiongkok menerapkan kebijakan hubungan internasional “one belt one road” yang merupakan Jalur Sutra Maritim abad 21.

“Saya sudah bertemu dengan Sekjen UN-WTO –United Nation World Tourism Organisation, Talib Rivai. Lembaga PBB itu sudah setuju untuk mempopulerkan inisiatif bisnis China dengan konsep One Belt One Road itu. Ujungnya sampai ke Indonesia,’ ungkap Arief Yahya.

Hefei sendiri, kata Arief yang Mantan Dirut PT Telkom itu, merupakan salah satu kota terpenting dalam kebijakan Hubungan Internasional Tiongkok dengan istilah “Jalur Sutera” itu. Jalur itu menjadi pusat budaya untuk berdiskusi, berbagi dan membangun prinsip, memperkuat pertukaran internasional dan meningkatkan diplomasi dalam tingkat yang lebih tinggi dan kerjasama regional yang lebih dalam.

Wakil Gubernur Anhui Chen Shulong juga sudah setuju, dalam pertemuan terakhir dengan rombongan Kemenpar. Performance para penari China itu juga bagus. Kolaborasi berkesenian Indonesia-China rupanya sudah menjadi tradisi lama yang dihidupkan lagi. Target wisman ke Indonesia tahun 2016 adalah sebesar 12 juta orang dengan sekitar 5,4 juta wisman tersebut datang untuk menikmati kuliner.

Target wisman asal Tiongkok sendiri dalah sebanyak 2,1 juta wisman. Tahun 2015, lanjut dia, wisman asal Tiongkok tercatat mencapai 1.121.066 wisman, naik sebesar 16,87% dari tahun 2014. Hingga Februari, wisman asal Tiongkok tercatat telah mencapai 267.934 wisman. Tahun 2016 ini, telah dibebaskan kewajiban memiliki visa kunjungan untuk keperluan wisata ke Indonesia bagi 169 negara, termasuk China.

Lima orang penari dari Sanggar Tari Bunaken, Manado tampil dengan menonjolkan backdrop-nya. Begitupun penari-penari dari anak-anak orang Indonesia yang lahir dan tinggal di Tiongkok juga cukup menghibur.

Seolah-olah mereka menari itu adalah penguat dari video promosi Wonderful Indonesia di banyak daerah. Dari Bunaken dan Lembah Straight, Minang Kabau dengan tarian piringnya yang khas. Tarian Betawi, tarian Papua, sampai tarian Jawa dengan campur sari yang kuat.

Ilustrasi di multimedia belakangnya juga mengundang perhatian khusu, sangat keren. Gambar videonya bagus, tariannya menambah keren atraksi Wonderful Indonesia Night itu.

Ada satu penampilan kesenian Tiongkok yang juga mengundang perhatian audience di Grand Theater. Yakni penari single, dengan topeng kain yang bisa berubah-ubah warna dan bentuk muka. Audience yang dikuasai orang Tiongkok itu juga penasaran dengan perubahan topeng wajahnya. “Mudah-mudahan misi kami ini on track untuk menggenjot pasar Tiongkok, menuju target 20 juta di tahun 202020," kata Vincensus. (*/dnl)