JAKARTA- Tes doping saat berlangsungnya Asian Games 2018 diharapkan bisa dilakukan langsung di Indonesia tanpa harus melakukan pemeriksaan di laboratorium luar negeri. Harapan itu dikemukakan oleh Sekretaris Menteri Pemuda Dan Olahraga, Alfitra Salamm saat membukan pertemuan internasional SEARADO dan DCO  di Hotel Menara Peninsula, Jakarta, Jumat (15/4/2016) malam.

“Indonesia berharap bisa melakukan tes doping langsung saat menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Semoga forum ini bisa membahas dan memberikan rekomendasi hal itu mengingat Indonesia sudah mempunyai laboratorium dan sumber daya manusia yang siap untuk melakukan tes doping itu,” ujar Alfitra Salam yang mewakili Menpora Imam Nahrawi membuka pertemuan yang berlangsung hingga 18 April itu.

Karena itu, ucap Alfitra, pertemuan yang diikuti 30 Doping Control Officer (DCO) dan perwakilan organisasi anti doping dunia dari 12 negara itu, mempunyai arti penting bagi Indonesia. Sebagai negara yang ikut meratifikasi Konvensi Anti Doping Unesco dan disahkan melalui Peraturan Presiden Nomor 101 Tahun 2007 tentang Pengesahan Konvensi Internasional Melawan Doping Dalam Olahraga, Indonesia sudah seharusnya bisa langsung melakukan tes doping.

“Tidak perlu lagi harus susah-susah tes di luar negeri yang sudah memiliki laboratorium yang diakui WADA (World Anti Doping Agency). Kita bisa mempersiapkannya dalam tiga tahun ini untuk Asian Games. Kita sudah memiliki laboratorium dan tenaga yang siap melakukan itu,” kata pria yang berasal dari Riau itu.

Disebutkan, penyelenggaraan SEARADO Board Member Meeting dan DCO Training 2016 itu diharapkan bisa meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga DCO Internasional di Asean. Hal ini sangat bermanfaat bagi Indonesia dalam menghadapi multevent nasional maupun internasional seperti Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 Jawa Barat dan Asian Games 2018.

Sekretaris Jenderal Asiarado, Kazu Hayashi menghargai langkah-langkah Indonesia dalam mengimplementasikan gerakan anti doping dengan dibentuknya Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI). Untuk memperkuat posisi Indonesia dibutuhkan tenaga-tenaga anti doping yang berstandar internasional. Apalagi Indonesia selama ini aktif menggelar pesta olahraga seperti Asian Beach Games, SEA Games dan nanti tahun Asian Games 2018.

Sementara itu Wakil Ketua LADI,  M Yusuf Mujenih menjelaskan, kegiatan ini merupakan salah satu program kerja sama antara SEARADO dengan LADI. Indonesia ditunjuk menjadi tuan rumah 2016 saat SEARADO board member meeting 2015 di Singapura. Peserta berasal dari 10 negara Asean, dan perwakilan Organisasi Anti Doping Dunia (WADA), serta utusan dari Kanada.

Gerakan anti doping telah menjadi salah satu agenda utama dalam pembahasan ini, dengan berbagai maraknya penemuan berbagai cara pengginaan doping dalam meningkatkan performa seorang olahragawan. Contoh zat terbaru yang dilarang pada 2016 adalah obat yang mengandung meldonium. Kasus terakhir menimpa petenis dunia Maria Sharapova (Rusia) yang saat ini menanti sanksi WADA dan organisasi tenis internasional ITF. 

Bagi Indonesia, peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga DCO ini, sangat bermanfaat guna menghadapi multi event nasional maupun internasional, seperti PON XX di Jabar, September 2016, dan Asian Games 2018.

"Kita berharap SEARADO board member meeting dan DCO training ini, akan melahirkan hasil yang optimal dalam upaya memajukan olahraga internasional yang bebas doping," tambah Ketua Panitia Sukron Jamal. ***