MEDAN- Dengan telah di aktifkannya polisi anti premen di Sumut. Namun saat ini polisi pemburu preman bagian Tembung Percut Seituan, Sumatera Utara masih belum ada respon dengan preman jalanan di wilayah itu.

Seperti yang di sampaikan Zia Boru Harahap kepada www.gosumut.com, Senin (4/4/2016), kami disini berjualan setiap bulannya di bayar kepada preman setempat sebanyak 200 ribu perbulannya.

"Meski sudah dibayar setiap bulannya uang lapak ini kepada preman setempat, namum mereka datang sesuka hatinya untuk mengambil barang dagangan kami, dengan dalih pemotongan uang bulanan," ujarnya.

Sementara itu dia menambahkan, dengan perlakuan preman di Wilayah Tembung, Pasar VII ini, dirinya, berharap kepada kepolisian sektor Percut Seituan. Agar segera mungkin untuk membrantas preman di wilayah itu.

"Ya, saya berharap kepada bapak kapolsek, agar segera mungkin untuk pembrantasan premanisme di Wilayah Tembung ini. Karna, preman-preman disini sudah meresahkan," harapnya senada terlihat sedih raut wajahnya.

Sementara itu, dia menambahkan. Saya mendengar dari surat kabar, bahwa polisi anti preman di wilayah Sumatera Utara ini sudah aktifkan kembali.

"Meski sudah di aktifkan kembali polisi anti preman, maka dari itu polisi harus gencar-gencarnya membasmi premanisme di wilayah Sumut ini," tambahnya. lmn