JAKARTA - Pemerintah optimistis kondisi di Indonesia tahun ini akan jauh lebih aman dari ancaman kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) ketimbang tahun lalu. Hal itu terjadi karena upaya optimal pemerintah dalam mencegah berulangnya karlahut.
Menteri Koordinator Hukum dan Keamananan Luhut B Panjaitan mengatakan, Karlahut berdampak pada semua segi kehidupan masyarakat di Indonesia sehingga perlu diantisipasi agar tidak berulang kembali. Pemerintah telah menempuh berbagai upaya untuk mencegah karlahut. Presiden Jokowi juga telah menginstruksikan agar TNI dan Kepolisian siap siaga terhadap ancaman Karlahut. ''Terjadinya kebakaran masih sulit dikontrol, tetapi kondisi saat ini akan lebih baik dari tahun lalu,'' kata Luhut saat menjadi pembicara kunci dalam Tropical Forest Alliance (TFA) 2020 General Assembly di Jakarta, Jumat (11/3).

Dia menjelaskan, saat ini berbagai pihak telah berpastisipasi mencegah karlahut. Salah satunya adalah Fire Free Alliance (FFA) yang diinisiasi oleh lima pihak, yaitu oleh APRIL Group, Asian Agri, IDH, Musim Mas, PM Haze, Rumah Pohon, dan Wilmar. "FFA ini ada untuk membantu memastikan pencegahan karlahut,'' ujar Luhut.

Dia menjelaskan, hari ini, beberapa pihak dari perusahaan kehutanan dan perkebunan, NGO, dan pihak lainnya mengumumkan formasi FFA, sebuah wadah multi stakeholder yang secara sukarela membantu memberikan solusi untuk pencegahan karhutla di Indonesia. Anggota FFA telah berkomitmen untuk bekerjasama dan berbagi pengetahuan, informasi, potensi, dan sumber daya untuk menggulirkan inisiatif pencegahan karhutla berdasarkan Program Desa Bebas Api, yang pertama kali digulirkan APRIL Group. Program ini juga memperkuat pengawasan, deteksi, dan pemadalam karlahut.

Mengapa aksi pencegahan karlahut di Indonesia sangat penting? Luhut mengatakan, kebakaran di lahan gambut hanya bisa dipadamkan oleh hujan lebat. Sedangkan upaya-upaya pemdaman akan sangat sulit dan menelan biaya sangat besar. Salah satu upaya pemerintah adalah membangun canal blocking dan terbukti efektif. Karlahut di Indonesia umumnya terjadi selama Juli-Oktober. Kebakaran di RI berkorelasi dengan elnino. "Pemerintah mengingatkan investor untuk melakukan hal yang sama (membangun canal blocking)," tutur Luhut.

Direktur Royal Golden Eagle, holding yang menaungi APRIL Group, Anderson Tanoto menjelaskan, pihaknya menyambut baik pencanangan periode darurat kebakaran oleh Pemerintah Provinsi Riau karena menunjukkan daerah tersebut lebih siap dalam mengantisipasi karlahut.

Menurut Anderson, FFA merupakan upaya merangkul banyak pihak untuk bersama-sama mencegah karlahut. Sebab, pemadaman jauh lebih mahal dibanding pencegahan. ''Kalau saat kemarau kita bersama-sama memadamkan api. Tetapi saat musim hujan orang lupa,'' kata Anderson.

Program Desa Bebas Api terbukti efektif mencegah karlahut. Pada 2013 luas kebakaran di sekitar konsesi April mencapai lebih dari 1.000 hektare (ha). Pada 2015 luas karlahut turun menjadi kurang dari 50 ha. Melalui FFA, Program Desa Bebas Asap akan diimplementasikan oleh 60 desa. "Ini yang memulai APRIL, tetapi ini program (semua) perusahaan. Kami siap bermitra dengan perusahaan lain," kata dia. (rls)