JAKARTA- Sejak menginjakkan kaki di Kementerian Pariwisata, Menpar Arief Yahya, sudah menetapkan konsep strategi pemasaran dan promosi. Background CEO PT Telkom membuat instink profesionalnya cepat dalam melihat pariwisata.

"Ilmunya Telco dengan Pariwisata itu sama kok, bisa dilihat dengan bingkai yang sama," aku Menpar Arief Yahya, di Jakarta.

Karena itu Arief Yahya sering menyebut destinasi sebagai produk, dan originasi sebagai costumer. Cara memperkenalkan Indonesia di mata dunia adalah membesarkan, menajamkan, memperkuat branding, dengan advertising dan selling. "Karena itu Wonderful Indonesia, yang menjadi simbol pariwisata kita harus kuat di level global," kata Manpar Arief Yahya yang sering menyebut strategi BAS.

Di Singapura, akhir Februari 2016 lalu, cara itu kembali diimplementasi, sampai ke strategi media dengan konsep POSE - paid media, own media, social media, dan endorser media. Satu halaman penuh di media media Singapore, ditampilkan gambar destinasi-destinasi unggulan Indonesia yang disukai pasar Singapore.

Persisnya di Shin Min Daily News, Lianhe Wanbao, The New Paper dan Berita Harian. Hasilnya, enam pelaku industri pariwisata Indonesia panen rezeki. Dari Negeri Bekas Jajahan Inggris itu, para pelaku industri pariwisata itu diestimasi bakal transaksi sejumlah 584 pax dengan nilai sebesar SIN 33.457 lebih.

Nominal itu adalah hasil evaluasi kuisioner yang dibagikan kepada enam industri yang diboyong Kemenpar ke Travel Revolution I 2016 di The Sands Expo & Convention Center, Marina Bay Sands, Singapore, 26 - 28 Februari 2016. Mereka adalah Holiday Inn Resort Bali Benoa (Bali), Maxone Hotels @ Bukit Jimbaran (Bali), Nongsa Resorts (Kepri), Allium Hotel Batam (Kepri), Tasik Diver Indonesia (Sulut), dan Jatim Park Group (Jatim).

Potensi transaksi tadi belum termasuk transaksi langsung dari lima pemain besar pasar Singapore. Di pameran ini, Kemenpar ikut memfasiitasi Euro Asia Holidays, Farmosa Holiday Tours, Konsortium Express and Tours, Misa Travel, dan Garuda Indonesia Singapura. “Kebanyakan warga Singapura, kagum melihat destinasi wisata di Indonesia. Singapore tidak memiliki gunung, sebab itu kita tawarkan destinasi pegunungan di Bromo, Jawa Timur, Tangkuban Perahu, Jawa Barat dan Merapi, Jawa Tengah. Bali juga ikut kami tawarkan karena sudah menjadi destinasi kedua setelah Batam bagi masyarakat Singapore,” terang Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara, I Gde Pitana, yang didampingi Rizky Handayani Asdep Pemasaran ASEAN, Sabtu (05/03/2016).

Dari paparan Pitana, sekitar 75.000 pengunjung yang datang ke booth Indonesia terkagum-kagum melihat destinasi wisata yang ditawarkan. Masyarakat di sana ternyata banyak yang tidak menyangka Indonesia punya panorama gunung yang indah dan bisa didatangi sepanjang tahun. Kemenpar pun siap melayani.

Jurus-jurus ampuh untuk memikat wisatawan sudah disiapkan. Selain memasang display di media massa Singapore, Kemenpar juga sengaja mengajak tour operator lokal Singapura untuk turut menjual paket wisata ke Indonesia. Harapannya, pengunjung bisa langsung membeli paket wisata Indonesia di pameran.

“Hasilnya lumayan besar. Kebanyakan travel agent yang kita ajak di booth Wonderful Indonesia dari travel agent yang berpartner dengan Silk Air dan Garuda Indonesia. Silk Air ada pilihan 13 destinasi ke Indonesia, terbang langsung dari Singapura. Sementara Garuda Indonesia menawarkan berbagai destinasi pilihan lain,” tambah Pitana.

Di Singapura, booth Indonesia menampilkan warna yang beda dari booth negara lain. Jika negara lain hanya memberikan brosur dan penjelasan sekilas pada pengunjung, di booth Indonesia, pengunjung bisa menikmati kopi asli Indonesia secara gratis.

Kudapan khas Indonesia juga bisa didapatkan secara cuma-cuma. Dengan konsep booth etnik dan balutan budaya Bali, para pengunjung pameran juga bisa menikmati video keindahan Indonesia melalui oculus virtual reality dengan sensasi nyata. Berbagai kuis tentang Indonesia juga digelar untuk para pengunjung pameran dengan hadiah souvenir menarik Wonderful Indonesia. (*/dnl)