JAKARTA- Sejumlah Pimpinan MPR RI mendatangi kantor Badan Narkotika Nasional (BNN) di kawasan Cawang, Jakarta, Jumat (04/03/2016). Para pimpinan yang hadir yakni, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Wakil Ketua MPR E.E Mangindaan dan Hidayat Nur Wahid, serta Ketua Fraksi PPP di MPR, Irgan Chairul Mahfiz.

Kedatangan pimpinan MPR disambut langsung Kepala BNN, Budi Waseso. Tak mau menyia-nyiakan kesempatan langka tersebut, Budi Waseso atau akrab disapa Buwas langsung mengambil kesempatan "curhat" terkait hambatan BNN selama ini.

Buwas mengungkapkan beragam persoalan yang ia hadapi dan ia rasa sebagai penghambat kinerja BNN. Meski BNN itu berada di bawah presiden, pihaknya sering mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas terutama bila harus berkoordinasi dengan pejabat setingkat menteri. 

Buwas, juga mengungkapkan bahwa gedung yang ditempati sekarang bukan gedung milik BNN, tapi gedung milik Polri. Oleh Kapolri, BNN masih diberi kesempatan untuk menempati gedung itu dengan catatan harus terus berupaya memiliki gedung sendiri. Buwas sendiri optimis tahun ini BNN memiliki gedung sendiri.

Selain itu, Buwas juga menyatakan, saat ini kekuatan personil yang dimiliki BNN hanya 4.600 orang, padahal idealnya adalah 74.000 personil untuk seluruh Indonesia. BNN juga kekurangan sarana teknologi untuk menjangkau kantor BNN di daerah.

"Banyaknya pulau di Indonesia menguntungkan pengedar narkoba karena bisa menggunakan pelabuhan-pelabuhan "tikus". Penyaluran narkoba lewat pelabuhan tikus sulit terdeteksi karena BNN kekurangan personil," ungkap Buwas.

Menurut Buwas, kerugian akibat peredaran narkoba dalam setahun mencapai Rp 63,1 triliun. Sedangkan di Indonesia ada 60 jaringan narkoba, sehingga masing-masing jaringan memiliki nilai Rp 1 triliun.

"Sasaran peredaran narkoba adalah kalangan generasi muda bahkan hingga sampai anak-anak kecil. Saat ini bahkan ada oknum santri dan kiai yang menggunakan narkoba, kita benar-benar dalam keadaan darurat narkoba," pungkasnya. ***