JAKARTA- Ternate adalah ibu kota Maluku Utara. Inilah tempat wisata di Indonesia yang penuh nostalgia. Kalau tak percaya, cobalah berkunjung ke Maluku Utara saat gerhana menyapa, 9 Maret 2016 mendatang.

Sambil menyelam minum air, sambil menyaksikan gerhana, berwisata bahari. Ajakan Menpar Arief Yanya itu tidak terlalu berlebihan, karena salah satu dari 10 Top Destinasi adalah Morotai, Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata.

"Silakan sambil ber-GMT, menjelajahi keindahan negeri Indonesia," jelas Menpar Arief Yahya yang sudah merencanakan ke Belitung, 9 Maret nanti.

Di kawasan timur Indonesia itu, pelaku bisnis pariwisata di sana sudah menyiapkan cendera mata yang bisa membawa wisatawan bernostalgia ke masa lalu. Sebelum GMT, nama Maluku Utara rasa-rasanya belum dikenal dunia. Topografi pulaunya kecil.

Tapi disana potensi wisatanya tak kalah dengan wilayah lain di Tanah Air. Selain menyimpan panorama alam yang menawan, wilayah ini kaya dengan rempah sepeerti Pala dan cengkih. Tanaman ini sangat cocok tumbuh di alam Maluku Utara.

Bahkan dalam buku Mutiara dari Timur (1996) yang ditulis Burhan Bungin disebutkan, rempah-rempah dari pulau yang dijuluki ”Surga dari Timur” itu, merupakan primadona ekonomi di negara-negara Atlantik Utara.

Nah, jelang GMT 9 Maret nanti, nostalgia akan ketenaran rempah-rempah itu kembali muncul. Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Maluku Utara kemudian ada di garda terdepan untuk mengenalkan rempah kepada wisawatawan mancanegara. Misi PHRI Maluku Utara hanya satu, memberikan kesan manis kepada ribuan wisatawan yang berkunjung saat gerhana menyapa.

Sebanyak 2.116 wisatawan mancanegara, termasuk di antaranya para ilmuwan yang akan melakukan penilitian terhadap fenomena alam langka GMT, akan diajak bernostalgia lewat rempah-rempah. “Seluruh hotel di Maluku Utara akan memberi cinderamata mata gratis berupa cengkih dan pala kepada setiap wisatawan mancanegara yang datang menyaksikan gerhana matahari total. Semua turis asing yang umumnya berasal dari Eropa dan Amerika Serikat akan dapat cindera mata istimewa dari Maluku Utara,” terang Ketua DPD Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Maluku Utara Cristhoper Herlin, Jumat (04/03/2016).

Kemasannya dibuat unik, balutan luarnya ada motif Maluku Utara. Herlin rupanya ingin menunjukan kepada para wisman bahwa rempah Maluku Utara sudah terkenal sejak abad ke-15. Bahkan saat ini, Maluku Utara adalah daerah penghasil kedua komoditas rempah dunia. "Ini juga sarana promosi. Mudah-mudahan cinderamata rempah-rempah berupa cengkih dan pala diperlihatkan kepada keluarga atau rekan mereka saat kembali ke negara asalnya. Ada kenangan bedam kolega mereka tertarik, dan mudah-mudahan mau datang juga ke Maluku Utara,” harap Herlin.

Saat GMT nanti, PHRI Maluku Utara mengaku akan all out memberikan layanan terbaik bagi para tamu. Selain memberi cinderamata yang khas, hotel-hotel di Maluku Utara juga akan memberikan sentuhan personal kepada wisatawan yang menginap. Tarian tradisional dipastikan akan siap menyambut tamu saat mereka pertama kali mereka tiba di hotel.

Selain itu, seluruh petugas dan staf hotel juga akan mengenakan pakaian adat Kesultanan Ternate. "Seluruh petugas hotel sudah menjalani pelatihan. Kebersihan dan keamanan di hotel jadi prioritas layanan karena hal seperti ini menjadi sesuatu yang sangat penting bagi para wisman," pungkasnya. ***