JAKARTA- Menpar Arief Yahya meyambut gembira hadirnya maskapai nasional yang hendak membuka rute baru di destinasi pariwisata Indonesia. Terutama Low Cost Carrier (LCC) atau perusahaan penerbangan yang murah meriah yang hendak meramaikan objek wisata yang semakin banyak.

"Ada banyak bandara yang sudah siap diterbangi LCC, makin banyak maskapai yang masuk, makin bagus buat pengembangan industry pariwisata,” kata Menpar Arief Yahya.

Diantaranya yang sudah siap adalah Bandara di Nangroe Aceh Darussalam (NAD), Bandara Silangit Sumut, Bandara Lombok International, Labuan Bajo, Kota Baubau, Wakatobi, Ende, Kupang, dan masih banyak lagi airport yang masih kecil-kecil. Mereka membutuhkan lebih banyak pesawat yang landing dan take off dari lokasi yang objek wisatanya bagus-bagusnya itu.

Arief Yahya juga sudah mengirimkan surat ke Menteri Perhubungan, agar bandara yang kosong itu ditenderkan saja. Misalnya, LCC yang masuk diberi prioritas untuk beroperasi sendiri selama 4 tahun. Kalau ada dua maskapai, diberi keleluasaan membangun pasar selama 3 tahun. Sehingga mereka merasa aman, karena bisa beroperasi sendirian. ”Ditenderkan saja siapa yang mau? Biar fair. Jangan menunggu ada pasar baru maskapai masuk. Tetapi juga ikut menciptakan pasar dan pergerakan orang,’ ungkapnya.

Seperti diketahui, teori Menpar Arief Yahya itu syarat sebuah kawasan itu dipromosikan besar-besaran jika sudah memiliki 3A. Akses, Atraksi dan Amenitas. Akses itu factor mutlak, karena kalau tidak ada jalan menuju ke lokasi destinasi manapun, tidak akan sukses. “Karena itu, akses itu penting. Orang tidak bisa bergerak tanpa akses yang bagus,” ungkap dia.

Kepala Dinas Pariwisata Aceh Reza Pahlevi menyebut LCC, Citilink Indonesia, tengah membuka rute baru Jakarta-Banda Aceh. Ini menyambut baik dengan penambahan penerbangan ke wilayahnya, karena itu akan mempermudah wisatawan yang datang ke Banda Aceh dari Jakarta. ”Apalagi pak Menteri Arief Yahya melabeli Aceh sebagai wisata Halal, kami akan mempersolek diri terus dengan peluang bertambahnya kunjungan ini,” ujar Reza.

Dengan penambahan itu, target pergerakan wisata nusantara dan wisata mancanegara semoga bisa tercapai. ”10 ribu wisatawan mancanegara dan 100 ribu wisatawan nusantara akan tercapai setiap tahunnya,” ujar Reza.

Citilink sendiri saat ini sudah siap menyambut kedatangan pesawat baru Airbus A320 yang ke-37, sebagai upaya melanjutkan ekspansi bisnis di tahun 2016 dan wujud komitmen membangun armada penerbangan yang modern dengan pelayanan yang terbaik. Salah satunya adalah membuka rute baru ke Aceh.

President & Chief Executive Officer Citilink Mr Albert Burhan dalam release resminya mengatakan, untuk mendatangkan delapan pesawat baru guna melengkapi armadanya yang akan berjumlah 44 pesawat pada akhir 2016. Kedetangan pesawat ini langsung dipergunakan untuk membuka rute-rute baru, seperti tiga rute baru di awal tahun ini.

“Citilink akan membuka tiga rute baru, yaitu Jakarta – Medan – Banda Aceh; Medan – Pekanbaru; dan Pekanbaru – Bandung. Di samping itu juga akan meningkatkan frekuensi penerbangan di rute-rute yang sudah ada, dan penerbangan ke kawasan timur Indonesia,” katanya.

Khusus mengenai pembukaan rute baru ke Aceh, kata Albert Burhan, Citilink menganggap sebagai momen yang penting dan strategis, karena kehadiran maskapai nasional di bagian ujung wilayah Indonesia akan memperkokoh peran Citilink dalam merajut konektivitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan salah satunya Pariwisata Indonesia.

“Sebagai pintu masuk utama dari barat Indonesia, Aceh berada pada posisi yang sangat strategis dan penting. Sumber daya alamnya yang melimpah, posisinya sebagai poros maritim dunia, serta kekayaan wisata laut hingga sejarahnya yang khusus sebagai Serambi Mekkah, merupakan dasar yang cukup bagi Citilink untuk hadir dan ikut membangun Aceh,” kata Albert lagi.

Albert mengatakan, kehadiran Citilink kiranya dapat mendorong terciptanya program pembangunan yang terpadu dan saling terkoneksi dengan daerah lainnya di Indonesia, sehingga dapat mengakselerasi atau mempercepat upaya untuk menyejahterakan rakyat Aceh. Citilink ingin agar keistimewaan yang dimiliki Aceh tidak sebatas Keppres tapi bisa menjadi simbol kejayaan bangsa Indonesia.

Menghadapi situasi eksternal seperti pelambatan ekonomi yang sedang berlangsung saat ini, Albert mengatakan, Citilink terus berupaya meningkatkan kinerja perusahaan dengan penguatan daya saing dan kualitas layanan terbaik kepada para pengguna jasanya. (*/dnl)