JAKARTA- Hujan deras yang mengguyur kawasan perbatasan Aruk, Kabupaten Sambas, Kalbar sejak Sabtu (27/02/2016) pagi, tidak menyurutkan masyarakat untuk menyaksikan Festival Wonderful Indonesia. 'Lautan manusia' tumpah ruah disana.

Bahkan, tidak sedikit yang datang dari wilayah Malaysia. Puluhan mobil berplat Malaysia ikut berjajar rapih di sekitar terminal Sajingan Besar.

"Info Festival Wonderful Indonesia tiap jam diputar di Cats FM Kuching. Masyarakat kami (Malaysia, red) banyak yang penasaran. Kebetulan masyarakat kami sangat suka dengan dangdut," tutur Nazari bin Bujang, District Officer Sematan, dengan logat Melayu yang kental.

Menurutnya, kencangnya suara gendang betul-betul mengagetkan Kuching, Malaysia. Rasa penasaran masyarakat Malaysia tadi, akhirnya mengalahkan cuaca yang tidak bersahabat. Meski hingga pukul 12.00 WIB, hujan tak juga reda, antrian penonton terus bertambah. "Ah.. Cuma hujan air tak apalah," kata mereka tak peduli basah kuyup baju dan celana.

Sebagian area penonton yang becek tak jadi halangan bagi penonton untuk bergoyang bersama teman dan pasangan yang datang bersama mereka. Nuansanya mirip sebuah reuni.

Bisa di maklumi, masyarakat Aruk punya banyak kedekatan emosional dengan warga Biawak dan Kuching, Malaysia. Banyak yang punya hubungan darah dengan warga di negeri jiran Malaysia.

"Acaranya bagus. Khusus hari ini, border dibuka sampai pukul 18.00 waktu Malaysia. Mudah-mudahan di masa datang ada lagi festival seperti ini," papar Nazari.

Di mana-mana, dendangan musik dangdut memang selalu menyihir. Apalagi di daerah perbatasan yang jarang sekali disentuh dengan hiburan rakyat seperti itu. Pantas saja, suasana heboh tak terhindarkan.

Di iven, Festival Wonderful Indonesia yang menggarap border tourism itu, sejatinya menggelar beragam acara menarik. Dari mulai lomba sumpit tradisional, lomba menyanyi, hingga penampilan pelantun tembang 'Bang Jali', Linda Moy. (*/dnl)