PEKANBARU - Wan Abu Bakar, Ketua Umum DPW Muhammadiyah Riau yang juga mantan Gubernur Riau, kembali mengingatkan akan bahaya laten komunis. "Paham komunis akan selalu mengancam keutuhan Bangsa Indonesia," tegas Wan, saat menjadi nara sumber pada diskusi bertajuk ''Menumbuhkembangkan Nilai-nilai Pancasila untuk Mencegah Bahaya Laten Komunis'' yang digelar Forum Diskusi Publik, di Gedung Pustaka Soeman HS, Pekanbaru, Selasa (26/1/2016). Wan Abu Bakar memaparkan sejarah berkembang PKI, hingga mendatangkan perpecahan dalam Islam demi kepentingan kekuasaan yang dalam hal ini didukung Soekarno.

Soekarno sebagai Presiden Indonesia saat itu disebut membiarkan berkembangnya PKI.

"Mulanya Soekarno adalah nasionalis sejati, punya komitmen yang tinggi, namun di tengah jalan ia terpeleset oleh kekuasaan terbawa arus kepentingan kekuasaan," ujar Wan. Bahkan, tokoh Islam yang tidak sesuai dengan PKI kala itu ditangkap, diantaranya termasuk Buya Hamka, M. Natsir dan lain-lain.

Hingga akhirnya, Tap MPRS, tahun 1966 PKI dibubarkan karena pembunuhan 7 Jenderal, dan Soekarno ketika itu tidak punya kekuatan lagi, sehingga negara diambil alih oleh Soeharto.

Soeharto kemudian melanjutkan azas negara dengan Pancasila. Semua orang-orang yang terindikasi komunis tidak bisa lagi duduk di pemerintahan.

Namun, setelah Soeharto jatuh, maka, timbullah reformasi yang digaungkan oleh HAM. Disitulah berangsur-angsur, gejala komunis mulai masuk.

"Bila perlu pemerintah minta maaf ke PKI, untuk membersihkan namanya," kata Wan, memaparkan betapa sudah nyatanya PKI mulai mempengaruhi pemerintahaan saat ini.

Inilah pengaruh HAM, semua bisa dibeli dan berkembang bebas. "Disini kita anak-anak sekalian waspada," ujarnya ***