PEKANBARU- Ajang Final Piala Sudirman 2016 yang diselenggarakan di Gelora Bung Karno, juga dihadiri orang nomor satu di Indonesia, yakni Presiden Joko Widodo. Untuk memberi kenyamanan ketika sang Presiden duduk dan menyaksikan jalanya pertandingan. Kesibukan bukan hanya dialami Paspampres saja, tapi Panitia juga turut sibuk guna mengatur kursi dan keperluan sang Presiden.

Namun taukah anda, ternyata salah satu panitia yang ditugaskan untuk mempersiapkan lokasi dan keperluan Presiden Jokowi, yakni Mayor TNI Marinir Akhyar Marpaung yang berasal dari Ujungbatu, Kabupaten Rokan Hulu Riau.

Kepada GoRiau.com, Mayor TNI Marpaung mengatakan, dirinya sejak siang hari sudah berada di Gelora Bung Karno untuk bergabung dengan tim panpel yang ditugaskan dilokasi VVIP tersebut.

"Namanya tugas mas, kita harus siap dimana saja dan kapan saja diperintahkan, kebetulan dari siang tadi kita sudah berada disini, dan sampai akhir babak final antara Semen Padang Vs Mitra Kukar," cerita Akhyar kepada GoRiau.com, Minggu (24/01/2016) malam.

Bukan hanya kursi dan sterilisasi ruang VVIP, dirinya juga mengaku turut mempersiapkan hidangan yang nantinya akan disediakan bagi Presiden, Panglima TNI dan Menpora.

"Pokoknya dari A sampai Z, kita yang siapkan, walupun capek dan penat, kita tetap senang dengan tugas ini. Itung-itung sekalian nonton gratis mas, ntar lihat saja di TV saya duduk dibelakang Presiden," canda Marpaung.

Ketika ditanya siapa kira-kira yang bakal menang, dirinya dengan cekatan menjawab. "Semen Padang Mas, Skor 2-1," jawabnya.

Berikut Profil Mayor Akhyar Marpaung

Mayor Akhyar Marpaung. Pria 36 tahun asal Ujungbatu, Rokan Hulu, Riau ini kini menjadi perwira di korp pasukan elit, Marinir TNI Angkatan Laut RI. Mayor Akhyar Marpaung bukanlah berasal dari keluarga berkecukupan.

Pria kelahiran Ajamu, 30 November 1979 ini, dibesarkan dalam keluarga sederhana di Ujungbatu. Dia menamatkan sekolah di SD 1 Ujungbatu, SMP 1 Ujungbatu dan SMA 1 Ujungbatu. Selama di Ujungbatu sejak 1984, keluarganya hidup sederhana.

Agar bisa sekolah, dirinya harus ikut membantu usaha orang tuannya beternak itik. ''Setiap hari, saya mencari keong dan ampas ikan teri untuk makanan itik yang dipelihara orang tua saya. Mencarinya di Pasar Ujungbatu, dengan hasil ternak itik ini, akhirnya orang tua saya bisa menyekolahkan saya hingga tamat SMA 1 Ujungbatu,'' cerita Akhyar.

Meski dirinya hidup sederhana, ternyata Akhyar menamatkan SMA dengan predikat lulusan terbaik se-Kabupaten Kampar (sebelum berdirinya Kabupaten Rokan Hulu). Bermodalkan ijazah sebagai lulusan terbaik tingkat kabupaten itulah, akhirnya Akhyar bisa diterima sebagai Taruna di Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri).

Empat tahun di Akabri, Akhyar akhirnya menamatkan pendidikan Taruna dan dilantik oleh Presiden Megawati Soekarno Putri di Istana Kepresidenan dengan pangkat Letnan Dua. Bebebrapa tugas negara pun mulai diembannya seperti Operasi Pemulihan Keamanan Nangroe Aceh Darussalam tahun 2004, Operasi Tanggap Darurat Aceh tahun 2005, Satgas Pamtas Ambalat III Kaltim tahun 2006, Satgas Pulau Terluar Biak, Papua tahun 2009.

Lalu Mayor (Marinir) M Akhyar Marpaung juga dipercaya berdinas di satuan Korp Marinir sebagai Komandan Peleton di Surabaya, Wakil Komandan Kompi di Surabaya, Komandan Kompi di Surabaya, Komandan Kompi di Belawan, Medan, Perwira Staf Operasi di Padang hingga Perwira Staf Administrasi di Jakarta sampai sekarang.

''Bagi saya, hidup adalah perjuangan. Perjuangan yang selalu harus disertai dengan do'a. Tidak ada yang perlu kita sombongkan di dunia ini, karena hidup hanya sementara. Selalu berbuat baik kepada sesama itulah yang utama. Jangan pernah merasa dirimu tak cukup baik, karena bagi seseorang, kamu adalah yang terbaik,'' ungkapnya.

Saat ini suami dari Monalisa ini dikarunia seorang putra, bernama Marvel dan sudah 12 tahun berdinas di Korp Marinir, yang merupakan satuan elit dari TNI AL. ***