SIAK SRI INDRAPURA - Sebagai destinasi wisata di Provinsi Riau, Pemkab Siak terus melakukan berbagai inovasi-inovasi baru untuk memikat hati wisatawan agar berlibur ke Negeri Istana. Demi mewujudkan semua itu, bak gadis yang mulai tumbuh remaja, Siak terus bersolek agar tampak cantik dan menarik.

Tak hanya istana, masjid dan makam peninggalan Kerajaan Siak yang sudah berumur ratusan tahun serta Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah (Jembatan Siak, red) dan Tangsi Belanda, saat ini wisatawan yang datang ke Siak Sri Indrapura juga bisa menikmati keindahan Air Mancur Menari yang berada di samping Gedung Tengku Mahratu atau depan Istana Siak. Lalu, sembari melaksanakan salat fardu dan istirahat sejenak, wisatawan juga dapat mengunjungi Masjid Agung Sultan Syarif Hasyim nan megah yang berada di Komplek Islamic Centre Siak.

Kemudian, untuk menghabiskan waktu sore sambil menikmati mentari kembali ke peraduan, Pemkab Siak telah menyiapkan pelataran di tepian Sungai Siak. Tempat bersantai nan indah ini diberi nama Water Front City, lokasinya hanya 5 menit berjalan kaki dari Istana Siak. Wisatawan juga bisa menikmati beraneka ragam masakan khas daerah yang tersedia disepanjang tepian Sungai Siak, biasa disebut Wisata Kuliner Turap Siak.

Ternyata, keseriusan Pemkab Siak untuk mempercantik diri agar menarik minat wisatawan berjunjung ke Negeri Istana, tak puas sampai di situ saja. Tahun 2014-2015 juga dibangun Gedung Daerah, Gedung Kesenian dan Jembatan Kupu-kupu.

"Untuk Gedung Kesenian dan Daerah, ornamen bangunannya sangat kental Melayu. Kedua gedung ini sudah rampung pembangunannya, tinggal interior dan akses jalan saja yang akan dilanjutkan tahun ini. Proses pengerjaan kedua bangunan yang dilakukan pihak rekanan ini tak ada masalah. Akhir tahun 2015 lalu sudah kita cek, selama 6 bulan ke depan masa perawatan. Artinya, kalau ada yang rusak, tangung jawab rekanan untuk kembali memperbaikinya sesuai spesifikasi yang sudah ditetapkan," kata Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan (BMP) Kabupaten Siak Irving Kahar Arifin kepada GoRiau.com, Jumat (8/1/2016).

Pantauan GoRiau.com, Gedung Daerah yang berada di lahan strategis di tepian Sungai Siak atau di bawah Jembatan Siak ini bangunannya cukup unik, karena perpaduan klasik dan moderen. Di bagian atas gedung berbentuk kubah seperti bangunan masjid. Menariknya, di atas kubah dipercantik dengan lampu hias berwarna warni, persis seperti pita. Jika malam hari, lampu hias itu dapat dinikmati dari seberang Sungai Siak, sembari menyantap makanan di lokasi Kuliner Turap Siak. Begitu juga dengan Gedung Kesenian yang lokasinya tidak jauh dari Jembatan Siak, bentuk dan perpaduan cat sangat kental nuansa Melayu.

"Pak Bupati sangat teliti mengawasi pembangunna kedua gedung ini. Kalau masih ada yang kurang nuansa Melayu, segera minta untuk diperbaiki. Bagi Pak Bupati, nuansa Melayu syarakt mutlak. Tak apa-apa kita bangun gedung dengan biaya mahal, tapi bisa digunakan hingga 50 tahun ke depan," kata Irving.

Khusus untuk pembangunan Jembatan Kupu-kupu (Butterfly Bridge) yang berada di Desa Kampung Tengah, Kecamatan Mempura, Pemkab Siak menggunakan jasa arsitek ternama, jebolan ITB, Anang.

"Arsitek yang membangun Jembatan Kupu-kupu ini juga sudah berpengalaman merancang Jembatan Barelang di Batam, Jembatan Suramadu di Jawa dan Jembatan Siak kita ini. Dia cewek, tapi otaknya luar biasa. Katanya, Jembatan Kupu-kupu yang dibangun di Siak ini merupakan satu-satunya di Indonesia," cerita Irving.

Bagaimana dengan Jembatan Kupu-kupu yang berada di Universitas Riau (Unri), Pekanbaru? Irving spontan tertawa."No coment lah," sebutnya.

Dia menjelaskan, kendati fungsi dasar dari Jembatan Kupu-kupu ini tetap sebagai sarana penghubung desa atau kampung yang ada di Kecamatan Mempura, namun setelah melihat lokasi yang sangat strategis, kemudian didatangkan arsitek untuk merancang jembatan itu agar menjadi objek wisata baru di Kabupaten Siak.

"Jembatan Kupu-kupu sepanjang 500 meter ini, dibuat dari rangka baja dan dirancang sedemikian menarik, seperti kupu-kupu, disekitarnya juga dikelilingi bunga nan indah penuh warna-warni," ujarnya.

Keistimewaan lain dari Jembatan Kupu-kupu, lanjut Irving, lokasinya sangat strategis karena berhadapan langsung dengan Istana Siak dan Air Mancur Menari yang berada di seberang Sungai Siak.

"Saat berada di Jembatan Kupu-kupu, wisatawan dapat menikmati keindahan Istana Siak yang berdiri kokoh di seberang sungai. Pemandangan di sana sungguh luar biasa, begitu asri dan natural. Jika wisatawan ingin ke sana, dari bundaran sebelum masuk Jembatan Siak, menuju arah Mempura, wisatawan hanya butuh waktu 10 menit agar sampai di Jembatan Kupu-kupu ini," cerita Irving, membuat siapa saja yang mendengar ceritanya langsung penasaran ingin segera datang ke sana.

Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Siak Kaharuddin menambahkan, pembangunan Taman Lalu Lintas di depan bundaran Kantor Bupati Siak, juga sudah rampung pengerjaannya.

Meski belum diresmikan dan masih dalam tahap pemeliharaan oleh rekanan, keberadaan Taman Lalu Lintas di lokasi strategis itu ternyata mampu menyedot perhatian wisatawan, khususnya warga Siak.

Setiap sore, objek wisata Taman Lalu Lintas yang dilengkapi rambu-rambu lalu lintas dan sarana permainan itu, dipenuhi pengunjung, terutama anak-anak. Mereka begitu asyik menghabiskan sore. Ada yang bersepeda, main ayunan, membaca rambu-rambu lalu lintas dan berlari-lari disepanjang taman. Sementara, di tengah taman, juga dibangun gajebo tempat orang tua yang ingin istirahat seraya mengawasi anaknya bermain.

"Taman ini merupakan Taman Lalu Lintas satu-satunya di Provinsi Riau yang dibangun di atas lahan satu hektare lebih. Anda bisa membawa anak-anak bermain sembari belajar tentang rambu-rambu lalu lintas," kata Kaharuddin kepada GoRiau.com.

Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Siak, Hendrisan mengatakan, sepanjang tahun 2015 tercatat sekitar 95 ribu kunjungan wisatawan ke Siak. Angka ini jauh bertambah dibanding tahun-tahun sebelumnya, dimana jumlah wisatawan sekitar 72 ribu.

"Kendati terjadi peningkatan kunjungan wisatawan, namun kita terus berupaya melakukan inovasi-inovasi baru demi mewujudkan visi Pak Bupati yang ingin menjadikan Siak sebagai daerah kunjungan wisata pertama di Sumatera. Tahun 2016 ini, kita targetnya 105 ribu jumlah kunjungan wisatawan ke Negeri Istana. Untuk kita terus berupaya mengembangkan objek-objek wisata baru di Kabupaten Siak," pungkasnya.

Bagaimana? Anda penasaran ingin menikmati objek wisata baru di Negeri Istana, silakan datang ke Siak Sri Indrapura akhir pekan ini.***