JAKARTA - Kongres Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) ke-XVIII dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) ke-XVII telah usai dilaksanakan. Kegiatan tiga tahunan ini dipusatkan di Asrama Haji, Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (5/12/2015).

Musyawarah tertinggi ini berlangsung dari tanggal 4 - 8 Desember dan diikuti ribuan kader putra maupun putri pelajar nahdlatul ulama se-Indonesia. Dengan total 436 cabang dan wilayah, IPNU menahfiskan dirinya sebagai organisasi pelajar terbanyak di negeri ini.

Dalam kongres ke-XVIII, Pengurus Besar NU menitip amanah hasil muktamar ke 33 Jombang, terkait pembatasan umur bagi kandidat calon ketua umum IPNU.

Sekjend PBNU, Helmy Faishal Zaini yang mewakili PBNU saat pembukaan Kongres, menyampaikan para kandidat yang ingin mencalonkan diri menjadi ketua umum IPNU berusia maksimal 27 tahun. 

Dikatakan Helmy, sebagai bentuk apresiasi jika peraturan ini dijalankan. PBNU sudah menyiapkan dana untuk transport peserta ketika Kongres usai. 

Namun sayang, walaupun tata tertib pemilihan sudah diterapkan dan ketua umum terpilih IPNU, Asep Irfani, baru berumur 26 tahun. 

Nyatanya "statemen Sekjen PBNU" hanya isapan jempol belaka. Buktinya, banyak kader peserta Kongres yang masih belum jelas kapan mereka pulang. 

Setidaknya ada berapa Pengurus Wilayah (PW) yang hingga tiga hari Kongres usai masih berada di tanah Jawa. Semisal PW IPNU Kalbar, IPNU Sulut, Sulbar, Gorontalo, dan Lampug yang masih terlantar di penampungan PC NU Kota Surabaya.

Hal ini sangat disesalkan oleh para keder maupun pengurus IPNU sendiri. Bahkan Bendahara Umum PP IPNU 2012 - 2015, Andrean Harahap.

Menurutnya, Sekjend PBNU, harus bertanggung jawab terhadap kepulangan peserta Kongres ke daerahnya masing-masing, bukan malah membiarkan nasib mereka seperti sekarang.

"Kami meminta Sekjend PBNU menepati janji yang disampaikan pada saat pembukaan Kongres, dimana jika Ketum terpilih sesuai dengan apa yang diiingin PBNU yaitu umur 27," ungkap Andrean Harahap.

Harapannya PBNU segera mencari solusi terhadap kondisi ini agar tidak berlarut-larut. (mz)