Atraksi memikat bakal digelar di salah satu pintu masuk wisatawan mancanegara (wisman), Riau. Kegiatan ini bertajuk Festival Perang Air (FPA). Perhelatan itu rencananya bakal dilaksanakan pada 28 Januari 2017 di Kota Sagu Selat Panjang, Meranti, Riau. Plt Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kepulauan Meranti, Ismail Arsyad menjelaskan, rencananya perhelatan tersebut akan dibuka langsung oleh Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman dan dihadiri perwakilan Kementerian Pariwisata (Kemenpar).

" Perang Air atau lebih dikenal dengan sebutan Cian Cui itu dalam rangka menyambut Imlek di Kota Selat Panjang. Agenda ini telah masuk sebagai salah satu event yang tercatat di dalam Calendar of Event Riau 2017," ujar Ismail melalui keterangan pers tertulis.

Diungkapkan Ismail, dalam perhelatan ini wisatawan dari berbagai daerah dan luar negeri akan datang untuk merayakan event yang seru itu. Wisatawan dapat bermain air dengan menggunakan tembak air sambil berkeliling kota menggunakan becak motor.

" Segala persiapan sudah kita laksanakan dan persiapkan dengan baik. Terima kasih juga kepada pihak Kemenpar yang memastikan hadir ke acara ini, karena kami sangat membutuhkan kehadiran tim Kemenpar agar bisa merekam data festival perang air tersebut, mulai dari awal acara hingga akhir acara," tutur Ismail.

Tradisi perang air ini dalam perayaan Imlek di Kota Selat Panjang dari tahun ke tahun terus menjadi sorotan warga etnis Tionghoa dari berbagai belahan dunia. Setiap tahun, ribuan warga Tionghoa dari mancanegara mulai dari Malaysia, Singapura, Thailand, Australia bahkan Tiongkok, berkumpul di Selat Panjang.

Mereka menghabiskan waktu untuk mengikuti tradisi unik yang tiada duanya di dunia dan itu hanya ada di Kabupaten Kepulauan Meranti, kabupaten termuda di Provinsi Riau. " Bersiram-siram air dan semprotan busa berkeliling kota dengan menggunakan becak, sangat unik dan bikin happy," katanya.

Perang Air ini merupakan sebuah tradisi masyarakat Tionghoa yang sudah lama dikembangkan. Selain dipopulerkan di Selat Panjang, juga dilaksanakan oleh negara ASEAN lainnya, yakni Thailand. Tradisi ini berlangsung selama 6 hari terhitung sejak Imlek hari pertama dan ternyata tradisi ini mengalahkan tradisi perang air di Thailand yang disebut Songkran.